Djawanews.com – Bersama dengan meningkatnya sinyal perlambatan ekonomi global, International Energy Agency (IEA) memprediksi tahun ini terjadi penurunan permintaan minyak dunia (permintaan minyak global). Ini adalah yang pertama kali sejak krisis keuangan pada 2009.
Menurut IEA, revisi permintaan minyak global ini diperkirakan terjadi dari awalnya sekitar 800.000 barel/hari menjadi 710.000 barel/hari. Berarti, terjadi penurunan 90.000 barel/hari.
Salah Satu Sebab Penurunan Permintaan Minyak Dunia adalah Virus Corona
Dikutip Djawanews dari Bisnis, IEA berpendapat bahwa kondisi pasar berubah karena penyebaran virus corona yang semakin luas. Tragedi yang awalnya merupakan krisis kesehatan di China saat ini telah menjadi krisis kesehatan global.
Untuk menangani virus corona, berbagai negara mengurangi intensitas transportasi, baik domestik maupun internasional dengan siknifikan. Ini memberikan dampak pada bidang lain selain kesehatan.
“Pukulan terhadap permintaan telah jatuh mendalam dengan penurunan di seluruh dunia sekitar 2,5 juta barel/hari selama kuartal pertama. Konsumsi di China yang tahun lalu menyumbang 80 persen dari pertumbuhan permintaan global, turun 3,6 juta barel/hari pada bulan lalu,” terang IEA pada Selasa (10/03/2020), dikutip dari Bisnis.
Sementara, terjadinya perpecahan antara pemimpin OPEC, Arab Saudi, dan Rusia bisa melambungkan kelebihan pasokan minyak dunia. Ini terjadi karena dua negara tersebut akan meningkatkan produksi minyak masing-masing.