Harga minyak mentah semakin melesat seiring meningkatnya ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Pada Senin (6/1/2020), harga komoditas menyak mentah dunia tumbuh lebih dari 2 persen.
Melansir CNBC Indonesia, harga minyak mentah jenis Brent dibanderol 70,24 dolar AS per barel atau tumbuh 2,4 persen ketimbang harga penutupan Jumat (3/1/2020) minggu kemarin. Sedangkan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 2,1 persen ke posisi 64,37 dolar AS per barel.
Ancaman perang di Timur Tengah kerek harga minyak
Seperti yang diwartakan sebelumnya, harga minyak meroket sesaat setelah AS melancarkan serangan udara di Baghdad, Iraq yang menewaskan komandan pasukan Quds Iran Jenderal Qasem Soleimani dan memunculkan isu akan terjadinya perang dunia ketiga.
Pemerintah Iran sendiri telah bereaksi bahwa pihaknya tidak akan lagi menghormati pembatasan pengayaan uranium yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir tahun 2015.
Selain itu, Iran juga bersumpah akan melakukan serangan balasan terhadap AS.
“AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya,” terang Mentri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, melansir Reuters, Jumat (3/1/2020).
Sementara itu, Baghdad telah meminta AS untuk menarik pasukannya dari Iraq. Permintaan tersebut diresmpin oleh Presiden AS Donald Trump dengan ancaman akan memberikan sanksi bagi Iraq.
Sanksi AS disebut dapat memicu siklus panjang eskalasi regional dengan risiko signifikan terhadap aset AS dan insfratruktur energi yang ada di Timur Tengah. Kondisi ini juga akan menentukan langkah produksi minyak selanjutnya.
Produksi minyak akan semakin tertekan jika Iran melancarkan serangan balasan dengan menargetkan insfratruktur energi di kawasan teluk.
Berdasarkan analis Wall Street, misalnya, jika negara menargetkan produksi di Arab Saudi atau Iraq selaku produsen terbesar OPEC harga minyak dapat melambung lebih tinggi.
Asal tau saja, Iraq merupakan produsen minyak terbesar kedua OPEC dan dapat menghasilkan sekitar 4,6 juta barel per hari.
Para analis telah memproyeksikan harga minyak mentah pada tahun 2020 di rentang 65 dolar AS per barel hingga 75 dolar AS per barel. Proyeksi ini mengacu pada peningkatan risiko terhadap insfratruktur minyak di kawasan tersebut.