Terpantau pada hari ini 24/9 pasar keuangan Indonesia mengalami pelemahan yang cukup dalam. Beberapa sektor yang mengalami pelemahan diantaranya adalah pasar saham, rupiah dan pasar obligasi hasil imbas dari penurunan imbal hasil (yield).
Beberapa indikasi muncul terkait pelemahan pasar keuangan Indonesia, hampir sebagian besar dikarenakan efek dari kecemasan para investor terkait kegaduhan politik dan kondisi keamanan yang selama satu minggu ini sedang terjadi di Indonesia.
Melihat kondisi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan bahwa pemerintah telah mengambil sikap tegas terkait kondisi yang terjadi.
Respon Darmin Nasution terkait pelemahan keuangan Indonesia
“Pemerintah sudah mengambil langkah mengusulkan ke DPR menunda pembahasan sejumlah UU. Masalahnya ada di situ,” kata Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/9/2019) dilansir dari cnbcindonesia.com.
“Jadi jangan dibilang enggak ada langkah pemerintah. Ada lah,” jelasnya dilansir dari cnbcindonesia.com.
Respon yang diberikan oleh pemerintah terkait keinginan para pendemo dan aspirasi masyarakat diharapkan menjadi indikasi bahwa pemerintah tidak diam, pelemahan pasar keuangan Indonesia yang terjadi saat ini diharapkan akan berangsur membaik seiring dengan respon yang diberikan pemerintah.
Sebagai informasi, IHSG terpantau pada pukul 11.05 WIB terkoreksi 1,26% ke level 6.127,86, terkoreksi sendiri pada saat bursa saham Asia sedang tren hijau. Sementara bursa utama di kawasan Asia juga cenderung tertekan karena aksi demo di Hong Kong yang ternyata masih membara, akibatnya Hang Seng melemah 0,81%, Shanghai Composite negatif 0,98%, Kospi stagnan, Strait Times koreksi 0,432%, dan Nikkei 225 naik tapi tipis hanya 0,16%.
Sedangkan nilai tukar rupiah juga mengalami pelemahan di pasar spot terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah secara persentase melemah 0,21% tutup di harga Rp 14.080/US$.
Mayoritas mata uang utama Asia juga melemah, hingga pukul 16:00 WIB, yuan China memimpin pelemahan sebesar 0,52%, disusul peso Filipina sebesar 0,31%, dan won Korea Selatan melengkapi tiga besar setelah melemah 0,27%.
Di pasar obligasi pemerintah, yield sebagian besar turun tapi tipis. Seperti diketahui ada empat seri yang biasanya menjadi acuan para pelaku pasar, yakni: FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Para investor berharap kepastian kondisi politik dan keamanan menjadi kepastian yang mereka dapatkan agar yakin ketika akan menanamkan investasi di Indonesia.