China berencana menyiapkan serangan balasan ke AS yang mengenakan pajak masuk bagi produk impor asal China sebesar 10 persen.
Pasar saham Asia satu demi satu mulai kehilangan tuna daya pada perdagangan Jumat(16/8/2019). sejumlah bursa di benua kuning ini terpantau melemah meskipun tidak begitu signifikan.
Adapun bursa saham Asia yang mengalami pelemahan adalah Indeks Nikkei (-0,12%), Indeks Shanghai (-0,03%), indeks Hang Seng (-0,48%), indeks Straits Times remuk 1,06 persen dan indeks Kospi (-0,81%).
Serangan balasan China kepada AS sebabkan pasar saham Asia remuk
Pemerintah China melalui kementerian Keuangannya mengungkapkan, pihaknya akan menyiapkan serangan balasan atas prilaku Amerika Serikat yang mengenakan pajak 10 persen bagi produk-produk impor China ke negeri Paman Sam itu.
Upaya AS yang beberapa waktu lalu dikabarkan bakal rekonsiliasi hubungan dagang ternyata tidak diindahkan oleh China.
Sebelumnya, pada Selasa (13/8/2019) kantor perwakilan dagang AS menyebutkan bahwa pihaknya akan mendepak beberapa produk impor China yang dikenakan bea masuk baru pada September 2019.
Dilansir dari CNBC Internasional, ada beberapa alasan yang membuat pemerintah As mengenakan bea masuk bagi produk-produk impor asal China seperti, kesehatan, kemanan nasional, keselamatan dan berbagai alasan lainnya.
Kendati demikian, pemerintah AS telah sedikit melunak dan memutuskan untuk menunda keputusan bea masuk selama 3 bulan lebih. Pada mulannya pengenaan bea masuk produk asal China sebesar 10 persen akan diterapkan pada awal September. Namun keputusan itu di tunda hingga 15 Desember.
Namun penundaan itu hanya berlaku pada sebagian produk-produk China seperti, ponsel pintar, laptop, konsol video game serta monitor computer.
Di sisi lain, Kementeran Luar Negeri China sebenarnya telah mengeluarkan penyataan yang lebih tenang dengan mengatakan, bahwa kedua belah pihak (AS-China) akan mencari solusi terkait hubungan dagang yang telah memanas sejak lama.
“Dengan dasar kesetaraan dan rasa saling menghormati, kita dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan melalui dialog dan konsultasi,” ujar Jubr Kemenlu China Hua Chunying seperti dikutip dari CNBC Internasional.
Akan tetapi, para pelaku pasar sudah terlanjur gusar dan takut bahwa China akan segera melancarkan serangan balasan atas kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Amerika Serikat.
Kondisi tersebut membuat para pelaku pasar melakukan aksi jual di pasar saham Asia. Dan menjadikan indeks saham di benua kuning tersebut menjadi kembali tak berdaya.