Pasar online dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk meraup untung berkali lipat.
Dimulainya era ekonomi digital membuat Kementerian Perindustrian menekankan kepada para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk ikuti perkembangan teknologi. Para pelaku IKM harus mampu menerapkan industri 4.0, terutama mengenai upaya pemanfaatan teknologi. Salah satu caranya yaitu dengan menggali potensi pasar online.
Pasar online dapat meningkatkan nilai penjualan produk IKM
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan bahwa penjualan secara online dapat meningkatkan omzet. Sehingga pihaknya sangat menekankan kepada IKM untuk melakukan pemasaran secara online.
“Kami minta mereka bisa melakukan pemasaran secara online, karena penjualan seperti itu biayanya nol. Nah, dari evaluasi kami, penjualan secara online itu minimum bisa menaikkan omzet hingga 7 kali lipat,” kata Gati Wibawaningsih yang dikutip dari laman resmi Kementrian Perindustrian RI, Senin (2/9).
Gati juga menjelaskan, transformasi digital ini menjanjikan potensi yang besar. Transformasi yang terjadi adalah dari proses jual beli konvensional menjadi jual beli online. Jual beli online juga semakin marak di Indonesia, sehingga perdagangan elektronik (e-commerce) memiliki tantangan sekaligus menjanjikan potensi yang besar.
“Kami berharap e-commerce akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM untuk melakukan transformasi digital dengan menggunakan alat promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, serta manajemen relasi dengan pelanggan secara digital,” ujar Gati.
Direktur Jenderal IKMA juga mengungkapkan, jumlah IKM di Indonesia lebih dari 4,4 juta unit usaha, bahkan mencapai 99% dari seluruh unit usaha industri di Tanah Air. Jumlah tersebut berkontribusi sebesar 65% dari sektor industri secara keseluruhan.
“Sektor industri mikro, kecil, dan menengah sudah menyerap hingga 10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi 65% dari sektor industri secara keseluruhan,” ujar Gati.
Dari jumlah tersebut, potensi belum dimaksimalkan. Gati optimistis, pelaku IKM nasional bisa lebih produktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif. Peningkatan tersebut dapat dicapai dengan memberikan pembelajaran mengenai teknologi digital.
“Kita ketahui, dalam era digital economi ini, semakin banyak bisnis yang dijalankan dengan basis teknologi informasi dan komunikasi,” jelasnya.
Upaya tersebut dinilai jadi salah satu bagian dari konsep Making Indonesia 4.0 yang diusung pemerintah. Pemanfaatan teknologi digital juga diharapkan mampu memacu IKM nasional agar berperan di era industri 4.0.
Kemenperin sendiri menargetkan sebanyak 10 ribu pelaku IKM dari berbagai sektor dapat masuk ke pasar online melalui program e-Smart IKM periode 2017-2019. Terkait animo peserta program e-Smart IKM, Gati Wibawaningsih mengatakan bahwa antusiasme para peserta cukup tinggi.
Jumlah peserta yang mengikuti program e-Smart IKM mencapai 9.000 pelaku usaha. Sedangkan total nilai transaksi e-commerce dari seluruh peserta IKM tersebut, tercatat mencapai Rp2,3 miliar. Dari jumlah transaksi itu, sebanyak 31,87 persen berasal dari sektor industri makanan dan minuman.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pelaku IKM nasional agar mampu membuka diri dan berkolaborasi dengan digital. Ia mencontohkan agar IKM memanfaatkan bantuan startup sebagai penyedia teknologi (technology provider) atau pemecah masalah (problem solver).
Program Kemenperin ini juga melakukan kerja sama dengan para pelaku e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, dan masih banyak lagi. Dari market place tersebut, IKM diharapkan mampu membuka pasar online seluas-luasnya.