Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terdepak cukup dalam di pasar modal Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Kamis (21/11/2019).
Melansir CNBC Indonesia, pada pukul 10.32 WIB, IHSG terkontraksi ke posisi 6.115,28. Para pelaku pasar asing terpantau memindahtangankan saham-saham domestik dengan melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 79,12 miliar.
Kendati IHSG terkoreksi kurang dari 1 persen, ada sejumlah emiten yang sahamnya terjun bebas hingga lebih dari 20 persen.
Daftar emiten yang sahamnya anjlok di pasar modal
Pada perdagangan hari ini, ada 5 emiten yang sahamnya teroreksi secara siginifikan, siapa saja mereka? Berikut daftarnya.
- PT Cowell Development Tbk (COWL) turun 33,77 persen
- PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) melemah 25 persen
- PT Bayu Buana Tbk (BAYU) terkontraksi 24,38 persen
- PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE) turun 22,22 persen
- PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) terkoreksi 20,09 persen.
Lima saham di atas tidak hanya terjun bebas pada perdagangan hari ini, namun sudah terkontraksi sejak tempo hari.
Misalnya saja, saham COWL sejak Senin (18/11/2019) sampai hari ini telah anjlok sebesar 67,96 persen, disusul oleh DEAL yang terkoreksi sebesar 74,78 persen persen, JSKY amblas 94,45 persen dan PURE berada di titik nadir dengan penurunan sebesar 96,93 persen.
Saham COWL dan JSKY bahkan dimasukkan dalam pengawasan khusus atau masuk dalam daftar unusual market activity (UMA) di BEI akibat koreksi saham perusahaan yang cukup signifikan.
“Terjadi koreksi harga dan aktivitas saham COWL dan JSKY di luar kebiasaan,” ujar Kadiv Pengawasan Transaksi BEI Lidia M Panjaitan dan Kadiv Pengaturan dan Operasional perdagangan BEI Irvan Susandy melalui sebuah keterangan, mengutip CNBC Indonesia, Kamis (21/11/2019).
Kendati demikian, manajemen BEI mengatakan, meskipun Crowl dan JSKY di atas dimasukkan dalam UMA, tidak serta merta mengatakan adanya pelanggaran terhadap perundang-undangan di pasar modal.
Selain dua perusahaan di atas, DEAL juga pernah dimasukkan dalam radar BEI pada 18 November 2019. Namun pada Rabu (20/11/2019), pasar modal memutuskan untuk mengentikan sementara perdagangan saham DEAL dan Waran Seri I milik perusahaan.
Di sisi lain, saham PURE yang terkoreksi 22,22 persen, merupakan emiten yang baru saja melantai di pasar modal pada 9 Oktober 2019 lalu. Saat itu PURE menawarkan saham dengan harga Rp 300 per lembar saham. Ketika penawaran umum saham perdana, PURE menjual 333 juta saham dengan harga 300 per unit, dan berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 100 miliar.