Selain nilai tukar rupiah, kinerja pasar keuangan juga ikut anjlok.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus mengalami depresiasi selama empat hari berturut turut. Sepanjang periode ini rupiah diketahui telah rontok sebesar 2,27 persen.
Berdasarkan pantauan di kurs tengah BI alis kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada rupiah berada di level Rp 14.344 alias melemah 0,79 persen dan berada di posisi terlemah sejak 17 Juni 2019.
Faktor penyebab nilai tukar rupiah rontok
Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, depresiasi rupiah di pasar spot sebenarnya sudah terjadi sejak awal bulan Agustus ini. Dia menilai, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utama dari penyusutan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS.
Josua mengungkapkan, Faktor Eksternal menjadi faktor utama dari tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai dari sentimen negatif perang dagang AS dengan China yang kembali menegang hingga pemangkasan suku bunga oleh The Fed alias Bank Sentral AS.
Pernyataan The Fed yang lebih lunak lanjut Josua, pasca memangkas suku bunga acuan yang sesuai dengan prediksiya dalam rapat FOMC pada akhir Juli lalu.
Asal tau saja, para pelaku pasar keuangan Indonesia banyak yang merasa di khianati oleh The Fed setelah melakukan pemangkasan suku bunga acuan. Mereka (pelaku pasar keuangan) menganggap The Fed bakal memangkas suku bunga acuan dengan agresif. Namun The Fed justru memberi pernyataan yang less-dovish alias lebih kalem.
Selanjutnya merupakan statement dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal rencana pengenaan tarif impor sebesar 10 persen untuk barang-barang China yang memiliki value sebesar 200 miliar dollar AS.
Faktor ketiga yang menjadi penyebab anjloknya nilai tukar rupiah adalah sikap balasan dari pemerintah China kepada Paman Sam yang akan melakukan penyesuaian guna mengantisipasi imbas dari semakin menegangnya perang dagang dengan Amerika Serikat.
Terahkir, rontoknya nilai tukar rupiah merupakan imbas dari depresiasi yuan terhadap dollar AS di tengah menegangnya perang dangang AS dengan China. Pelemahan yuan dinilai Josua dapat mendorong anjloknya kinerja sejumlah entitas yang tergabung dalam pasar keuangan Indonesia seperti pasar saham, obligasi dan nilai tukar.
Adapun nilai tukar rupiah di pasar spot hari ini diprediksi bakal berada di kisaran Rp 14.345 hingga 14.355 per 1 dollar AS.