Mengetahui secara mendalam perhitungan nilai inflasi Bulan Oktober 2019.
Nilai Inflasi Bulan Oktober 2019, berdasarkan data Bisnis.com tercatat 3,2 persen. Hal tersebut dikarenakan perkiraan lonjakan harga pangan akibat musim kemarau tidak terjadi.
Angka Inflasi tersebut dapat digolongkan rendah, hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Ekonom Bank BCA David E. Sumual. David menyatakan kecilnya nilai inflasi disebabkan pemerintah sudah melakukan antisipasi yang cukup baik.
Nilai Inflasi Bulan Oktober Cukup Rendah
Meskipun kemarau belum begitu terdampah bagi inflasi, David menyatakan jika pemerintah harus tetap mengendalikan laju inflasi—terutama harga beras. Memang permintaan beras diketahui meningkat pada akhir tahun, hal tersebut disebabkan momen hari raya dan tahun baru.
Inflasi sepanjang Oktober secara month-to-month (mtm) tercatat pada kisaran 0,1%.
Kemudian berdasarkan pantauan Survei Pemantauan Harga dari Bank Indonesia yang dilakukan Bisnis.com, hingga 24 Oktober 2019 tercatat 3,19% (yoy).
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan jika inflasi pada Oktober 2019 secara month-to-month (mtm) 0,08%, yang terdiri dari inflasi daging ayam ras (0,06%), bawang merah (0,02%), dan rokok kretek filter (0,02%). BI juga memperkirakan jika nilai inflasi hingga akhir 2019 dapat terkendali dan berada di bawah 3,5%.
Yang Mempengaruhi Nilai Inflasi yang Baik
Terdapat beberapa indikator nilai inflasi yang disebutkan oleh Bank sentral. Berdasarkan international best practice, sebagaimana yang dicatat oleh Kata Data, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi nilai inflasi, sebagai berikut.
1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
Transaksi IHPB terjadi dalam skala besar dan terjadi pada pasar pertama dari komoditas. Harga perdagangan besar mencakup harga suatu komoditas, dan merupakan harga transaksi antara penjual atau pedagang besar pertama, dan pembeli atau pedagang besar berikutnya.
2. Indeks Harga Produsen (IHP)
IHP adalah perubahan rata-rata harga yang diterima produsen domestik, terkait dengan barang yang mereka hasilkan.
3. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari beberapa barang, seperti barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Hitungan dari deflator PDB adalah hasil bagi PDB dari dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
4.Indeks Harga Aset
Terakhir adalah Indeks Harga Aset yang mengukur pergerakan harga aset, berupa properti dan saham. Aset tersebut indikator adanya tekanan terhadap harga secara keseluruhan.
Nilai inflasi Indonesia di bulan Oktober yang tergolong stabil juga dapat disebabkan oleh kondisi yang tenang pasca pelantikan presiden dan menteri-menterinya. Meskipun banyak pihak yang menghimbau agar pemerintah tetap melakukan langkah pengurangan inflasi.