Gerak saham farmasi dari sejumlah emiten mengalami pelemahan sejak awal perdagangan.
Belum lama ini tersiar kabar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memerintahkan penarikan obat untuk gangguan asam lambung yang mengandung zat aktif ranitidin.
Perintah penarikan tersebut dilakukan, karena ranitidin yang diproduksi oleh sejumlah emiten farmasi tercemar N-Nitrosodimethylamine atau NDMA yang dapat menyebabkan penyakit kanker.
“Berdasarkan nilai ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan, BPOM memerintahkan kepada industri farmasi pemegang izin produk tersebut untuk melakukan penghentian produksi dan distribusi serta melakukan penarikan kembali seluruh bets produk dari peredan (terlampir),” terang BPOM melalui keterangan resminya dilansir dari Detik.com.
Pasca tersiarnya kabar penarikan tersebut, harga saham dari sejumlah emiten farmasi terkoreksi pada awal perdangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/20/2019). Namun, tidak semua emiten terkontraksi, beberapa di antaranya justru melambung tinggi, seperti yang dialami oleh PT Phapros Tbk.
Harga saham farmasi bergerak variatif
Pada awal perdagangan di BEI, Saham emiten farmasi PT Phapros Tbk (PEHA) mengalami penguatan sebesar 1,17 persen.
Pasca perintah penarikan dari BPOM, Phapros langsung bergerak cepat untuk menarik kembali (recall) dan mengentikan proses produksi untuk obat asam lambung dengan zat aktif ranitidin.
“Recall langsung kami lakukan di hari itu juga, setelah BPOM memerintahkan untuk menarik kembali produk yang mengandung bahan aktif ranitidin,” kata Corporate Secretary PT Paphros Zahmila, Senin (7/20/2019). Seperti dikutip dari CNBCIndonesia.com.
Selain itu, PEHA juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena gerak cepat yang diambil BPOM dan PEHA sebagai produsen obat.
“Karena bagi kami konsumen adalah yang nomor satu,” ujar Zahmila.
Kedepan, PEHA akan terus menyampaikan laporan secara berkala kepada BPOM soal pemberhentian produksi, recall serta pemusnahan dari produk ranitidin yang telah tercemar oleh pengotor NDMA tersebut.
Selain PEHA, saham produsen obat-obatan yang juga mengalami penguatan di perdangan sesi I yaitu PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 1,53 peren, PT Merk Tbk (MERK) tumbuh 1.12 persen dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 0.36 persen.
Sementara itu, sejumlah emiten farmasi yang mengalami pelemahan antara lain PT Indofarma Tbk (INAF) anjlok 2,69 persen, PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) melemah 2,74 persen dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terkoreksi sebesar 1,25 persen.