Setelah sempat terkena sentimen negatif, akhirnya harga Crude Palm Oil (CPO) kembali naik. Kabar ini cukup menggembirakan, terutama bagi Indonesia karena menjadi salah satu penghasil sawit di dunia. Tren positif CPO berpotensi terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
Di Bursa Malaysia Derivatif Exchange, harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan masih belum beranjak dari level RM 2.600/ton. Namun pada hari Rabu (13/11/2019) lalu, 10.30 WIB, harga menyentuh RM 2.618/ton. Kenaikan sebanyak 14 ringgit atau 0,53% dibanding harga sebelumnya.
Harga CPO Melesat Sejak 14 Oktober
Kenaikan tajam harga CPO yang mencapai 20,7% memang telah terjadi sejak 14 Oktober sampai penutupan perdagangan kemarin. Kenaikan ini terjadi karena permintaan minyak sawit yang cukup tinggi, terutama untuk kebutuhan biodiesel.
Meski kenaikan CPO dinilai menggembirakan, secara umum harga komoditas masih cenderung tertekan. Penekanan tersebut terjadi karena krisis global dan tensi perang dagang yang belum juga membaik. Selain itu, pergerakan dolar AS yang terus menguat juga menambah tekanan pada harga komoditas.
Selain beberapa hal tersebut, menurunnya stok minyak sawit yang dimiliki Malaysia juga jadi alasan naiknya harga CPO. Seperti yang diberitakan Reuters, Dewan Sawit Malaysia (MPOB) mengatakan adanya penurunan stok minyak sawit Malaysia.
Di saat yang bersamaan, kenaikan harga CPO ini jadi berita yang menggembirakan bagi petani sawit di Provinsi Sumatera Utara. Harga minyak sawit mentah yang dijual petani sawit di wilayah tersebut dikatakan paling tinggi dalam 10 tahun terakhir ini.
Kenaikan diketahui dari hasil rapat yang dilakukan Kelompok Kerja Teknis Tim Rumus Harga TBS Kelapa Sawit Produksi Petani Provinsi Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). Dilansir dari suaratanicom, harga rata-rata CPO lokal dan ekspor mencapai Rp8.166,47 per kg.
Kenaikan CPO dikatakan naik secara berturut-turut dalam tiga pekan terakhir. Pada periode pedagangan 6-12 November lalu, harga CPO produksi perkebunan di wilayah tersebut berada di angka Rp7.704,47 per kg. Sedangkan periode sebelumnya lagi, tepatnya pada 30 Oktober hingga 5 November 2019, harga rata-rata berada di level Rp7.304,72 per kg.
Meski kenaikan relatif cukup tinggi, harga CPO berpotensi terkoreksi karena saat ini telah mencapai level jenuh belinya. Meski begitu, kenaikan harga diprediksi naik hingga tahun depan. Kenaikan didongkrak karena adanya program B20 dan B30 di dua negara penghasil sawit, yakni Malaysia dan Indonesia.