Djawanews.com – Dalam beberapa hari terakhir marah demo terkait penolakan UU Ciptaker di beberapa wilayah di Indonesia. Namun adanya aksi massa tersebut malah membuat rupiah semakin menguat, kok bisa?
Ternyata penguatan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (9/10) pagi ini, disebabkan oleh pembahasan stimulus fiskal lanjutan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Perlu diketahui, pagi ini (pada pukul 9.18 WIB) rupiah menguat 35 poin atau 0,24 persen menjadi Rp14.675 per dolar AS, dari sebelumnya Rp14.710 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan jika pagi ini sentimen positif atas pembicaraan stimulus fiskal AS masih membayangi pergerakan aset berisiko di pasar keuangan.
"Dolar AS terlihat melemah dengan sentimen positif ini,” jelas Ariston dilansir dari Antara, (9/10). “Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS."
Selain itu, Ariston menuturkan jika stimulus AS diekspektasikan dapat membantu pemulihan ekonomi di sana dan Rupiah menjadi berpotensi menguat terhadap dolar AS dengan isu eksternal tersebut.
"Dari dalam negeri, pasar masih mewaspadai demo yang kisruh yang bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah," jelas Ariston.
Ariston sendiri memperkirakan pada hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.800 per dolar AS.
Selain penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, simak perkembangan dunia bisnis dari dalam dan luar negeri selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.