Maskapai penerbangan dosmetik, PT Lion Mentari Airlines atau Lion Group menunda Initial Public Offering atau penjualan saham perdananya tahun ini. Hal ini dikarenakan dokumen pengajuan IPO Lion Air tak kunjung diserahkan di BEI hingga saat ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen mengatakan hingga sampai saat ini pihaknya belum menerima dokumen pengajuan IPO Lion Air.
“Ya gitulah (batal tahun ini), ditunda mungkin” tuturnya.
Saat ditanyai soal alasan Lion Air mungkin batal tahun ini, dia mengaku tak mengetahui detail alasannya. Menurut Hoesen, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh persoalan administratif.
“Saya enggak mengerti, mungkin (alasannya) kesiapan dan lain-lain,” kata Hoesen.
Alasan Lion Tunda IPO Tahun Ini
CEO Lion Air, Edward Sirait, pihaknya membenarkan penundaan rencana penawaran umum perdana saham (IPO) tahun ini diundur jadi tahun 2020 mendatang.
“Tidak jadi tahun ini (IPO), mungkin tahun depan,” tuturnya, seperti yang dilansir dari cnbcindonesia.com.
Jika mempertimbangkan pasar yang belakangan ini masih kurang bergairah, wajar saja jika manajemen perusahaan maskapai penerbangan dosmetik Lion Air ini menunda masuk bursa. Bila dilihat dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, sejak awal tahun hingga 21 November 2019 terkoreksi 1,38%.
Situasi yang kurang kondusif tersebut dikhawatirkan akan membuat minat investor tidak terlalu baik. Penawaran saham di pasar perdana akan menjadi kurang maksimal.
“Sehubungan dengan IPO batal tahun ini. Hal tersebut terkait waktu,” ujar Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro.
Seperti yang diketahui, maskapai penerbangan dosmetik Lion Air yang dimiliki Rusdi Kirana ini sudah mengajukan ke BEI untuk IPO dan masuk pipeline calon perusahaan tercatat. Nantinya, Lion Air masuk dalam sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi.
Jika nantinya Lion IPO tahun depan, maka Lion akan menjadi maskapai penerbangan komersial keempat yang tercatat di BEI setelah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) induk dari Garuda dan Citilink, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), dan Indonesia Air milik Grup MNC lewat bendera PT Indonesia Transport and Infrastructure Tbk (IATA).