Apa saja langkah yang dilakukan BI untuk menjaga rupiah agar tetap stabil ditengah garangnya dolar AS ? simak berita berikut
Nilai tukar mata uang sejumlah negara-negara Asia banyak yang melemah akibat sentimen global yang cukup berat, tak terkecuali rupiah. Hal ini membuat Bank Indonesia atau BI melakukan segala upaya untuk menjaga nilai tukar rupiah untuk tetap stabil ditengah kuatnya tekanan dolar Amerika Serikat atau AS.
Dirketur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, sejumlah Bank melakukan aksi short covering untuk menimbun dolar di pasar. Kondisi tersebut menjadikan rupiah menjadi semakin tertekan.
“Ini menyebabkan kurs rupiah tertekan dari Rp 14.445 per dolar AS menjadi Rp 14.465 per dolar AS. BI mengawal melalui intervensi di pasar Spot dalam jumlah yang sangat terukur sebagai sinyal,” kata Nanang, Jum’at (17/5/2019) seperti yang dikutip melalui cnbc.com
Setidaknya ada dua strategi yang telah dilakukan BI agar nilai tukar rupiah dapat menahan kuatnya dolar AS.
Nanang mengungkapkan, langkah pertama yang dilakukan BI adalah dengan menjaga stabilitas di pasar yang dikombinasi dengan terjun ke pasar obligasi negara untuk tetap menjaga kepercayaan pasar.
“Serta mencegah berlanjutnya pelepasan obligasi yang dapat memicu pelemahan rupiah lebih lanjut,” ucap nanang.
Langkah yang ditempuh BI ini menuai hasil positif. Terbukti dengan menjaga stabilisasi di pasar bond membuat daya tarik imbal hasil Surat Berharga Negara atau SBN tetap berada dalam posisi stabil.
Perlu diketahui, tingkat pengembalian Investasi atau yield SBN dengan seri FR0078 mencapai 8,01 persen dan yield US treasury bond sebesar 2,38 persen. Artinya spread hasil imbal atau pengembalian investasi masih cukup besar.
“Ini masih cukup tinggi untuk dapat menarik arus modal masuk,” ucap Nanang.
Selanjutnya, Nanang menambahkan, Bank Indonesia juga terus menyediakan likuiditas di pasar Domestic Non-Delivery Forward atau DNDF melewati 8 money brokers selama sesi perdagangan.
Pengambilan langkah ini bertujuan untuk mengendalikan kurs NDF di luar negeri, sebab kenaikan kurs NDF juga acap kali diiringi dengan tekanan di pasar spot dalam negeri.
“Situasi global saat ini, terutama sejak kembali menegangnya perang dagang AS dengan China membuat situasi pasar menjadi tidak pasti. Oleh sebab itu kita harus tetap sigap, dan tegas dalam merespon,” tegas Nanang.
Diakhir sesi perdagangan pada jum’at (17/5/9) nilai tukar rupiah terpantau stabil di level Rp 14.445 per dolar Amerika Serikat alias tidak mengalami perubahan sejak penutupan perdagangan pada Kamis (16/5/2019).