Djawanews.com – Badan Pusat Statistik mencatat impor kurma dan lembu meningkat drastis jelang Ramadahn 2023.
"Jelang Ramadan yang naik (impornya) kurma, lembu. Jadi ada komoditas itu yang konsumsinya memang naik," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (15/3).dalam konferensi pers, Rabu (15/3).
Berdasarkan data BPS, impor lembu hidup tercatat sebanyak 636,7 ton dengan nilai mencapai US$2,39 juta pada Januari 2023. Pada Februari, angkanya melonjak tajam menjadi 7,82 ribu ton atau senilai US$27,49 juta.
Jika dilihat dari negara asalnya, impor lembu hidup tersebut berasal dari Australia.
Impor lembu kali ini lebih banyak dibandingkan realisasi Februari tahun lalu, sebesar 7,19 ribu ton. Namun, asal negaranya tak hanya dari Australia tetapi juga Austria.
Lalu, impor kurma sepanjang Februari 2023 tercatat sebanyak 12,79 ribu ton atau senilai US$19,34 juta. Peningkatan terjadi sejak Januari yang sebanyak 13,23 ribu ton atau senilai US$22,52 juta.
Berdasarkan negara asalnya, impor kurma terbanyak dari Mesir, Tunisia dan Arab Saudi.
Secara keseluruhan, impor Indonesia pada Februari 2023 tercatat sebesar US$15,92 miliar. Realisasi ini turun 4,32 persen dibandingkan Februari 2022 yang tercatat sebesar US$16,64 miliar.
Secara tahunan, kinerja impor melambat disebabkan oleh penurunan impor migas maupun nonmigas. Impor migas turun 17,08 persen dari US$2,90 miliar menjadi US$2,41 miliar. Sedangkan, impor nonmigas turun 1,63 persen dari US$13,74 miliar menjadi US$13,51 miliar.
Jika dilihat menurut penggunaannya, impor nonmigas secara tahunan turun terbesar adalah bahan baku/penolong minus 8,10 persen. Sedangkan impor barang modal naik 6,10 persen.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.