Djawanews.com – Sebuah perusahaan riset, Persistence Market Research (PMR), belum lama ini mengeluarkan sebuah tulisan yang menyinggung makanan khas Indonesia, tahu dan tempe, Kamis (6/8/ 2020). Dalam laman resminya PMR mengatakan bahwa tahu dan tempe memiliki masa depan yang baik di pasaran.
Hal itu disebabkan lantaran meningkatkan permintaan makanan pengganti daging yang rasa dan teksturnya mirip seperti daging. Kepopuleran tahun dan tempe juga didukung banyaknya masyarakat yang mengonsusi kedelai. PMR menyebut hampir16% populasi dunia mengonsumsi kedelai. Di saat yang bersamaan banyak juga yang mulai membiasakan makan makanan nabati,
Selama beberapa tahun terakhir, produsen tahu telah meningkatkan produksinya sebesar 10%. Selain itu tahu juga merupakan analog yang paling mirip untuk pengganti daging, dan akibatnya produk kedelai lain seperti tempe juga semakin populer,” kata PMR yang dikutip Djawanews dari situs resminya
Tahu dan tempe disebut mampu memberikan keuntungan ekonomi yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, terutama para petani. Saat ini wilayah Asia Pasifik jadi pasar utama bagi kedua produk tersebut. Pasar tempe diperkirakan bakal bertumbuh, terutama di pasar makanan Barat. Pasar tempe global diperkirakan akan berkembang sebesar
Faktor-faktor ini menyebabkan peningkatan pesat penetrasi tempe dalam resep nonkonvensional, terutama di masakan Barat. Pasar tempe global diproyeksikan akan berkembang dengan CAGR (Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan) lebih dari 6% selama dekade berikutnya, dan pada 2030 akan meningkat dua kali lipat nilainya.
“Pasar tempe di Amerika Utara diperkirakan akan mencatat pertumbuhan tinggi selama dekade berikutnya, sementara APAC diperkirakan akan tetap menjadi pasar terbesar hingga 2030, diikuti oleh Eropa. Kawasan ASEAN menyumbang lebih dari 95% pangsa pasar nilai pada 2019,” kata analis PMR.
Indonesia sebagai negara penghasil tahu dan tempe memang berpotensi memanfaatkan kesempatan tersebut. Sayangnya PMR menyebut bahwa pengolahan tahu dan tempe disebut belum memenuhi stadar industri yang baik, terutama dari segi kesehatan dan metode produksi.
Pemerintah perlu turun tangan memajukan industri makanan khas Indonesia yang berupa tahu dan tempe, agar mampu bersaing di pasar global.
Banyak makanan khas Indonesia yang berpotensi dipasarkan di pasar global. Untuk memantau perkembangannya, kunjungi situs resmi Pewarta Harian Online Djawanews. Anda juga bisa mengikuti Djawanews melalui akun media sosial Instagram @djawanews dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.