Sektor perhotelan menyumbang sebagian besar pendapatan PT Intikeramik Alamasri Industri.
PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. siap mengucurkan dana investasi sebesar Rp 500 miliar pada tahun ini untuk memperluar bisnis di sektor perhotelan.
Rencana Produsen Keramik Essenza tersebut akan mengakuisi tiga hingga empat hotel dengan nilai investasi sebesar Rp 500 miliar setiap tahunya.
PT Intikeramik Alamasri Industri akan berfokus untuk ekspansi bisnis pada hotel bintang tiga dan empat
Pada semester ke II tahun lalu, emiten dengan kode saham IKAI ini telah mengakuisisi tiga perusahaan property disektor perhotelan di dua lokasi . Antara lain; PT Mahkota Artha Mas dan PT Realindo Sapta Optima yang berlokasikan di Ubud, Bali serta PT Mahkota Properti Indo Medan yang terletak di Medan.
Direktu Utama PT Intikermik Alamasri Industri Teuku Johas Raffli menilai bisnis perhotelan akan berdapak positif terhadap keuangan bagi perusahaannya. Hal ini dikarenakan bisnis di sektor perhotelan memiliki siklus berbeda dengan bisnis keramik yang menjadi bidang usaha utama bagi Produsen Keramik Essenza tersebut.
Bisnis perhotelan akan meraup untung besar pada bulan Desember hinga Januari taun depan maupaun pada hari libur nasional serta hari besar lainya.
Diharapkan dari siklus yang berbeda tersebut akan dapat menopang keuangan dari IKAI. lantaran bisnis utamanya disektor keramik akan mengalami penurunan penjualan pada bulan-bulan tersebut.
“Saat ini tingkat permintaan kamar hotel terutama di Jawa Barat, Sumatra Utara dan Bali sangatlah tinggi. Selain itu, Indonesia juga akan menjadi destinasi untuk MICE (Meeting, Incentive, convention and Exhibition) baik internasional maupun domestik. Potensi inilah yang akan kami sasar,” terang Raffli.
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang dilakukan pada 29 Mei 2019 lalu, para pemegang saham telah memberikan izin untuk perluasan kegiatan usaha perseroan di sektor akomodasi dan peyediaan makanan minuman dan real estate.
Asal tau saja, sektor perhotelan telah menyumbang pendapatan PT Intikeramik Alamasri sebesar 96,93 persen atau senilai Rp 16,43 persen dari total pendapatan Rp 16,95 miliar di kuartal pertama tahun 2019. Adapun penjualan keramik di pasar domestik hanya mampu meraup Rp 525,71 juta.
Hasil tersebut lantas tidak menjadikan perseroan meninggalkan bisnis utamanya. Raffli menyebut dibisnis keramik perseroan akan memfokuskan pada produk high end.
Untuk melancarkan rencananya tersebut IKAI telah menganggarkan dana belanja sebesar 2 juta dollar Amerika Serikat guna peremajaan mesin dan peningkatan kapasitas produksi.
Hingga kini, Produsen Keramik Essenza tersebut hanya mampu memproduksi keramik sebesar 1 juta meter persegi per tahun. Rencananya perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi keramik high end menjadi 6,6 juta meter persegi per tahun.
Raffli memprediksi, perluasan usaha di sektor perhotelan dan keramik yang dilakukan oleh Intikeramik Alamasri Industri akan dapat menopang perseroan masing-masing 60 persen dan 40 persen terhadap pendapatan. “Kami yakin dapat meraup sekitar Rp 80 miliar dari sektor perhotelan,” tutup Raffli.