Kilau emas sebagi investasi yang aman semakin hilang setelah isu resesi global hilang.
Harga emas dunia kembali turun pada perdagangan Senin (17/82019) setelah sebelumnya terkoreksi pada perdagangan Jum’at minggu lalu.
Kilau emas sebagai aset yag aman mulai berkurang setelah para pelaku pasar optimis terhadap bursa saham global yang berangsur pulih karena sentimen negatif yang mulai mereda.
Kekhawatiran Resesi mereda, harga emas tertekan
Pudarnya isu resesi di Amerika Serikat (AS) pada Jum’at lalu mendorong penurunan harga emas. adanya potensi resesi yang dipaparkan oleh inversi yield obligasi alias Treasury As sudah mulai tidak tampak pada perdagangan sejak hari Jum’at.
Sebagai informasi, inversi merupakan kondisi dimana yield alias return dari obligasi dengan tenggat waktu yang pendek lebih besar ketimbang tenor yang panjang. Padahal return obligasi tenor pendek seharusnya lebih kecil.
Saat ini yield Treasury AS menjadi pulih kembali, serta Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengesampingkan potensi penurunan ekonomi di negeri Paman Sam tersebut.
“Saya pikir kita tidak mengalami resesi, (ekonomi) kita bekerja sangat baik. Masyarakat kita menjadi lebih kaya. Saya memberikan pemtongan pajak yang besar dan mereka mendapat banyak uang,” ungkap Donal Trump, seperti dilansir dari CNBC International.
Di sisi lain, meredanya isu resesi alias menurunnya pertumbuhan ekonomi juga dibarengi dengan meredanya isu perang dagang AS dan China serta perang mata uang.
Hal itu ditandai dengan melunaknya sikap Amerika Serikat (AS) yang memutuskan untuk menunda kenaikan bea impor bagi produk-produk asal China sebesar 10 persen. Selain itu, negara Adidaya ini juga diberitakan telah membatalkan bea impor bagi produk China.
Kabar terkni, Penasihat Ekonomi AS Lawrence Kudlow mengatakan bahwa pemerintah China akan melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS secara masif dalam 10 hari ke depan.
Apabila berjalan lancar, maka rekonsiliasi perang dagang antara AS-China akan dapat dilakukan pada awal September mendatang.
Adapun rasa was-was terhadap perang mata uang juga mulai pudar pasca China menerapkan kebijakan untuk tidak lagi mendevaluasi kurs yuan (mata uang China) secara agresif melawan dollar AS.
Kendati demikian, sikap pemerintah China yang lebih Dovish tetap membuat nilai tengah yuan menjadi 7,021 per dollar AS atau terkoreksi dari pedagangan Jum’at lalu sebesar 7,0136 per dollar Amerika Serikat.
Membaiknya situasi ekonomi global yang dipicu oleh berbagai sentiment positif membuat harga emas kembali terkoreksi. Selanjutnya, harga emas juga diprediksi mengalami penurunan selama beberapa hari kedepan.