Salah satu Emiten Properti PT Urban Jakarta Propertindo Tbk siap melakukan beberapa akuisis kepada perusahaan properti lain hingga tahun 2020 dengan dana hasil penawaran umum sebesar Rp 215,77 miliar.
Menurut Tri Rachman Batara yang merupakan Sekretaris Perusahaan urban Jakarta Propertindo sampai dengan Agustus ini sisa dari hasil dana penawaran umum mencapai Rp 330,33 miliar.
Namun jika di total hasil dana segar yang berhasil dihimpun oleh perusahaan mencapai angka 423,18 miliar dengan pembagian realisasi pengunaan dana untuk akuisisi lahan Rp38,15 miliar, pengembangan lahan Rp13,06 miliar, dan modal kerja Rp41,63 miliar.
PT Urban Jakarta Propertindo targetkan akuisis hingga tahun 2020
Sisa alokasi dana yang akan dapat terealisasikan pada awal tahun 2020 ini masih tersisa 215,77 miliar dengan pembagian untuk alokasi lahan dan properti.
PT Urban Jakarta Propertindo Tbk saat ini masih dalah beberapa tahap negoisasi untuk akuisis. Beberapa proses akuisisi difokuskan di beberapa lokasi yang merupakan transit oriented development (TOD).
Lokasi TOD potensial yang saat ini masih proses negosiasi proses akuisis yaitu lahan dengan luas 6 hektare yang dapat diakusisi dalam dua tahap. Tahap pertama, lanjutnya, emiten berkode saham URBN itu akan mengakusisi sebesar 2 hektare. Batara menjelaskan perseroan akan fokus pada pengembangan high rise building di sekitar TOD.
Di sisi lain, Direktur Urban Jakarta Propertindo Thomas Go mengatakan perseroan akan fokus dalam pengembangan unit apartemen seharga Rp500 juta. Sejauh ini URBN telah membukukan pendapatan Rp224,27 miliar pada Semester I/2019.
Thomas mengatakan URBN menargetkan untuk bisa menjual 35 unit apartemen di masing-masing proyek yakitu Urban Signature dan Gateway Park. Jumlah penjualan itu setara dengan Rp20 miliar. Menurutnya setelah penurunan suku bunga dan usai pemilihan umum sektor properti mulai bergerak.
Sebagai informasi laba bersih perseroan pada semester I/2019 tercatat Rp57,2 miliar naik 226% dari posisi Rp17,5 miliar tahun lalu. Adapun nilai aset perusahaan pada Juni 2019 naik 8% menjadi Rp1,75 triliun, liabilitas naik tipis 1,8% jadi Rp551 miliar serta ekuitas bertambah 11,37% menjadi Rp1,2 triliun.