Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan sebagai modal kerja perseroan.
Perusahan publik yang begerak di sektor kontruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) memperoleh suntikan dana segar dari hasil penerbitan obligasi.
Direktur Keuangan PT Adhi Karya Entus Asnawi M mengatakan perseroan telah melakukan emisi obligasi senilai Rp1,02 triliun. Entus mengungkapkan aksi penerbitan obligasi yang dilakukan sudah sesuai dengan keinginan perseroan.
Rencananya Emiten kontruksi berpelat merah tersebut akan menggunakan dana penerbitan obligasi sebagai modal kerja perseroan.
ADHI terbitkan Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap II Tahun 2019
Secara rinci, penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap II Tahun 2019 terdiri dari Surat surat utang Seri A dan Seri B.
Surat utang Seri A memiliki jumlah pokok sebesar Rp 556 miliar dengan suku bunga sebesar 9,25% seta tenggat pembayaran selama tiga tahun dengan frekuensi pembayaran bunga setiap tiga bulan.
Adapaun surat utang Seri B memiliki jumlah pokok sebesar Rp 473,50 miliar dengan suku bunga 9,75% dan Jangka waktu selama lima tahun dengan frekuensi pembayaran bunga setiap tiga bulan.
Secara keseluruhan, penjamin emisi Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap II Tahun 2019 senilai Rp1,02 triliun. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan nilai A- atau Single A Minus untuk penerbitan obligasi tersebut.
Selanjutnya, pihak pihak perseroan menunjuk PT Bank Mega Tbk. yang bertugas sebagai wali amanat dan pencatatan obligasi dilakukan pada Rabu (26/6/2019).
Beberapa waktu lalu sekretaris perusahaan PT Adhi Karya Ki Syahgolang Permata mengatakan pihaknya telah menerima realisasi pembayaran ketiga untuk light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) Tahap I dari PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Perseroan juga telah mengantongi pembayaran untuk lini pekerjaan Juli 2018 sampai September 2018 sebesar Rp1,2 triliun non- pajak.
ADHI juga dilaporkan telah menerima pembayaran pertama untuk progres pekerjaan September 2015—September 2017 senilai Rp3,4 triliun non-pajak. Selanjutnya, pembayaran kedua untuk progres Oktober 2017—Juni 2018 sebesar Rp2,5 triliun di luar pajak.
“Dari total kontrak senilai Rp20,2 triliun di luar pajak, ADHI telah mengantongi pembayaran senilai Rp7,1 triliun di luar pajak,” tukas Ki Syahgolang.