Djawanews.com – Ketika berbicara pertumbuhan BUMN Indonesia, di akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 ini menyisakan noda hitam berbagai skandal di perusahaan plat merah negara tersebut, sebut saja skandal Garuda Indonesia.
Kemudian di awal tahun 2020 ini gagal bayar Jiwasraya kembali menyisakan memori buruk bagi kinerja BUMN Indonesia. Lantas di tengah catatan hitam tersebut bagaimana nasib BUMN di Indonesia?
Pertumbuhan BUMN Indonesia di Tengah Berbagai Skandal
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sendiri, di tahun 2024 memiliki targetpertumbuhan laba bersih mencapai sebesar 50%, yang diharapkan memberikan kontribusi kepada negara.
Menanggapi pertumbuhan BUMN di Indonesia, Direktur Eksekutif CORE Piter Abdullah mengungkapkan semuanya tergantung pada Menteri BUMN Erick Thohir, dilansir dari Bisnis.com (20/02).
Abdullah juga mengkritik Erick Thohir yang saat ini belum membeberkan rencana dan strategi baru terkait rencana pertumbuhan BUMN. Meskipun demikian Abdullah tetap optimis dan menunggu program lengkap Erick.
Erick sendiri telah menargetkan laba bersih BUMN di tahun 2024 akan meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2019, mencapai Rp300 triliun (laba bersih di tahun 2019 sekitar Rp180 triliun).
Abdullah menyatakan target pertumbuhan BUMN Indonesia di tahun 2024 tersebut masih realistis, namun pemerintah harus dapat berinovasi ketika dunia telah memasuki era distrupsi sekarang ini, di mana banyak sistem-sistem lama diganti dengan cara-cara baru.