Beberapa pakar melakukan analisa pasar bitcoin dan mata uang cripto lainnya di Indonesia.
Mata uang bitcoin jadi salah satu mata mata uang virtual yang banyak mencuri perhatian. Perubahan nilainya dianggap sangat drastis. Perubahan juga terjadi pada mata uang cripto lainnya. Kenaikan tersebut mejadikan bisnis mata uang cripto terlihat menggiurkan. Menanggapi peluang tersebut, beberapa analisa pasar bitcoin dan mata uang virtual lainnya kemudian dilakukan.
Pakar melakukan analisa pasar bitcoin dan cripto di Indonesia
Salah satu pakar mata uang kripto, Sapto Widodo, ikut menanggapi fenomena mata uang virtual. Ia juga mengungkapkan beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam mengembangkan bisnis cryptocurrency (mata uang kripto) di Indonesia.
Menurut Sapto, regulasi akan menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan bisnis mata uang kripto. Pendapat Sapto tersebut dikarenakan belum adanya regulator yang menentukan mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah atau hanya sebagai komoditas (sesuatu yang diperdagangkan). Padahal mata uang tersebut berpotensi digunakan dalam sebuah transaksi digital.
“Tantangan kripto di Indonesia, pertama dari regulasi karena regulatornya belum pasti, masih di area abu-abu. Jadi belum jelas kripto sebagai sistem pembayaran atau komoditas,” ungkap Sapto seperti yang dikutip melalui cnnindonesia.com, Jumat (28/6).
Di Indonesia sendiri, kata Sapto, bisnis uang kripto di Indonesia saat ini justru lebih cocok dianggap sebagai komoditas, seperti layaknya emas yang diperjualbelikan di pasar. Sementara untuk sistem pembayaran virtual sendiri, mata uang virtual dianggap belum efektif. Misalnya, bitcoin yang dipakai untuk pembayaran butuh waktu 3 jam. Selain itu di Indonesia belum banyak yang menggunakan bitcoin.
Namun bukan hal yang tidak mungkin jika beberapa negara kemudian membuat sebuah regulasi untuk melegalkan bitcoin dan mata uang virtual lainnya. pelegalan tersebut juga bisa dilakukan di Indonesia.
Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka tersebut juga mengatakan, bahwa kendalanya tidak hanya regulator saja. Dalam pendapatnya, ia menilai bahwa sebagian masyarat Indonesia hanya ‘ikut-ikutan’ tanpa tahu fungsi dari bitcoin.
“Kedua, banyak masyarakat yang beli bitcoin ikut-ikutan tanpa tahu apa itu bitcoin. Bitcoin ini memang risiko nya tinggi, sekarang bitcoin ini tidak mungkin naik terus karena sifatnya naik turun,” jelas Sapto.
Meski akan menemui beberapa kendala, Sapto tetap optimis dengan potensi bisnis mata uang kripto di Indonesia. Ia yakin bisnis mata uang virtual dapat berkembang di Indonesia. Salah satu faktor yang membuat Sapto otimis adalah banyaknya jumlah penduduk Indonesia.
Namun Sapto juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan minat masyarakat Indonesia terhadap bisnis kripto, ada baiknya dilakukan edukasi secara baik. Edukasi bisa dilakukan dalam bentuk seminar, workshop, membuka kelas, dan masih banyak lagi.
“Trader (pembeli atau penjual saham) di Indonesia baru sekitar 2 juta, baru satu persen dari total penduduk. Yang satu persen banyak yang datang secara alami belum diedukasi secara baik, saya pikir perlu bikin seminar bahkan workshop khusus cryptocurrency ini,” ucap Sapto mengemukakan analisa pasar bitcoin dan mata uang cripto.