Rekomendasi RHB untuk take profit saham ERAA membuat investor domestik banyak melakukan aksi jual bersih.
PT RHB Sekuritas Indonesia menurunkan rekomendasi bagi para investor atas saham ERAA menjadi aksi ambil untung (take profit) dari sebelumnya membeli saham.
RHB Sekuritas merekomendasikan investor untuk melakukan aksi ambil untung dengan target di level Rp 2000 per lembar saham perusahaan ritel piranti elektronik, Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Alasan take profit saham ERAA
Analis RHB Sekurtas Jessica Pratiwi mengatakan penurunan rekomendasi dari aksi Buy menjadi aksi take profit atas saham ERAA utamanya di dasarkan pada sentimen regulasi International Mobile Equipement Identity (IMEI).
Regulasi yang baru akan diterapkan pada 17 agustus 2019 tersebut diharapkan dapat membumi hanguskan peredaran produk perangkat elektronik atau mobile phone di pasar gelap.
“Akan tetapi, dampaknya mungkin baru akan terasa terhadap kinerja ERAA setelah satu atau dua tahun mendatag,” terang Jessica. Selasa (9/7/2019).
Dia menilai peraturan IMEI itu tidak akan berdampak secara langsung terhadap perdagangan telephon genggam di pasar gelap saat ini. Dikarenakan produk-produk handphone yang beredar di pasar gelap saat ini sudah teregistrasi sebelum peraturan IMEI diberlakukan.
“Atas dasar tersebut, kami memprediksi volume penjualan ERAA akan tumbuh tidak signifikan di kisaran 2 persen,” papar Jessica.
Jessica mengungkapkan selama ini penjualan gawai di pasar gelap menguasi 20%-25% dari pangsa pasar Indonesia. Riset Jessica menyebutkan, di pasar gelap produk Xiaomi dan Apple menjadi produk yang paling banyak diburu oleh konsumen.
Alasan pasar gelap lebih popular karena memiliki selisih harga jual yang cukup tinggi dengan ERAA yakni di kisaran Rp 2 Juta hingga Rp 3 Juta. Selain itu, gawai yang beredar di pasar gelap juga cenderung lebih up to date ketimbang ERAA.
Jessica memprediksi, hingga akhir tahun ini, pendapatan ERAA masih akan tumbuh tipis di kisaran Rp 36,97 triliun atau naik sebesar 6,42 persen dibanding tahun 2018 yakni sebesar Rp 34,74 triliun.
Sedangkan dari segi keuntungan, RHB Sekuritas memproyeksikan laba bersih ERAA akan terkoreksi dari Rp 850 miliar menjadi Rp 643 miliar. Penekanan laba bersih ini dikarenakan adanya penambahan sejumlah piranti elektronik baru namun tidak diiringi dengan penjualan yang masif.