Banyaknya kupon obligasi yang diterbitkan oleh Indosat membuat perseroan harus mampu menarik banyak investor.
Perusahaan penyedia jasa layanan telokomunikasi PT Indosat Ooredoo Tbk (kode saham ISAT) baru saja menerbitkan kupon obligasi III untuk tahap II dan sukuk ijarah bekelanjutan III tahap II dengan total nilai Rp3,38 triliun pada Kamis (4/7/2019).
Rincian Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap II tahun 2019 yakni sebesar Rp 2,58 triliun serta sukuk Ijarah Berkelanjutan III Tahap II senilai Rp794 miliar.
Penerbitan obligasi itu dianggap menarik ditengah penurunan imbal balik dari Surat Utang Negara (SUN).
PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo juga merilis ada sebanyak 45 emiten berencana untuk menerbitkan surat utang alias obligasi hingga akhir tahun 2019.
Alasan kupon obligasi ISAT layak untuk diburu.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan surat utang yang ditawarkan oleh PT Indosat Ooredoo cukup menarik karena memiliki suku bunga yang sama dengan imbal hasil pasar obligasi.
Ramdhan menilai, dari sisi waktu penerbitan dan kupon, Indosat mampu menghimpun dana melalui produk investasi tersebut.
Asal tau saja, kupon obligasi yang terbitkan oleh emiten komunikasi tersebut ditawarkan kepada investor mulai dari 8,25 persen dengan tenor atau tenggat waktu terendah yakni 370 hari hingga 10 persen untuk tenor 10 tahun.
“Di tengah penurunan yield (imbal hasil) SUN saat ini, obligasi ISAT dengan kupon menarik akan menjadi produk investasi alternatif,” kata Ramdhan, Kamis (4/7/2019).
Dia menambahkan, banyaknya jumlah obligasi yang diterbitkan oleh ISAT membuat emiten telekomunikasi tersebut harus mampu menarik banyak investor.
Surat utang yang telah diterbitkan PT Indosat pada Kamis kemarin merupakan obligasi berkelanjutan III tahap II yang dikeluarkan guna pendanaan ulang perseroan. Selain obligasi, perseroan juga menerbitkan sukuk ijarah berkelanjutan III tahap II.
“Memang dari segi kupon, cukup menarik untuk dijadikan alternatif, akan tetapi outstanding obligasi Indosar sudah cukup banyak di pasar,” papar Ramdhan.
Sebagai informasi, dari sisi pendapatan, ISAT berhasil membukukan laba sebesar Rp 237,5 miliar atau meningkiat 349,1 persen ketimbang periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 52,9 miliar.