Djawanews.com – Seperti halnya anjing, cacingan juga bisa dialami kucing. Kucing bisa terinfeksi cacing gelang maupun cacing pita. Karena itu, Anda selaku pemelihara penting untuk mengetahui cara memberikan obat cacing dan dosis yang tepat saat kucing di rumah mengalami cacingan.
Bagi Anda yang memelihara kucing di rumah, penting memperhatikan kesehatannya. Pasalnya, kucing bisa terinfeksi cacing gelang maupun cacing pita. Memberi obat cacing pada kucing, sama pentingnya dengan memberi obat cacing pada anjing. Kedua anabul ini, sama-sama bisa terinfeksi cacing.
Cacing gelang menimbulkan bahaya pada kucing. Cacing yang berukuran pendek dan bertubuh bulat ini, menghasilkan telur mikroskopis yang dikeluarkan melalui kotoran kucing yang terinfeksi. Kucing terinfeksi cacing gelang sangat umum terjadi terutama pada kucing muda. Spesies cacing gelang yang paling umum adalah Toxocara catian dan Toxascaris leonina.
Melansir VetEnt, Toxocara cati dapat ditularkan ke anak kucing melalui susu induknya meskipun induknya sendiri sudah sembuh dari infeksinya. Artinya, hampir semua anak kucing terinfeksi cacing gelang sejak usia sangat muda dan semuanya memerlukan pengobatan cacing untuk kucingnya.
Untuk cacing pita, bentuknya mirip dengan cacing gelang. Bentuknya panjang, pipih, dan terdiri dari banyak segmen. Mereka melepaskan segmen atau ruas-ruas dewasa ke dalam tinja. Kadang-kadang bisa terlihat sekitar bulu, anus, atau kotoran kucing yang terinfeksi.
Cacing pita pada kucing paling sering menginfeksi ialah Dipylidium caninum dan Taenia taeniaformis. Telur Dipylidium caninum dimakan oleh larva kutu. Artinya, infeksi kutu dan cacing pita hampir selalu berjalan beriringan. Jadi, jika kucing Anda memerlukan pengobatan kutu, ia juga memerlukan pengobatan cacing. Karena telur cacing pita Taenia taeniaformis dimakan hewan pengerat, kucing hanya tertular telur tersebut saat berburu. Oleh karena itu, infeksi cacing ini lebih jarang terjadi tetapi dapat terjadi pada kucing mana pun yang aktif berburu.
Meskipun sangat jarang terjadi, manusia bisa terinfeksi Toxocara cati maupun Dypylidium caninum. Terinfeksi cacing pita spesies Dypidium caninum, artinya seseorang telah memakan kutu yang terinfeksi namun kemungkinan ini sangatlah kecil. Penting dipahami, menelan telur yang menyebabkan migrasi larva cacing jauh lebih tinggi pada cacing gelang anjing. Kedua hewan kesayangan ini, penting untuk diberi obat cacing secara rutin.
Seberapa sering dan bagaimana cara memberi obat cacing pada kucing? Agar efektif mengobati cacing pada kucing, Anda harus mencari bantuan dokter hewan setempat. Karena anak kucing dapat terinfeksi cacing gelang sejak muda, maka pemberian obat cacing harus dimulai sejak dini dan diulangi secara teratur.
Cara memberi obat cacing pada kucing, diberikan selama 2 minggu sampai 3 bulan untuk setiap 0,5 tablet obat cacing setiap 2 minggu sekali. Anak kucing 3 bulan – 6 bulan, perlu diberi obat cacing sebulan sekali. Sedangkan kucing dewasa berusia lebih dari 6 bulan, harus diberi obat cacing 1 tablet setiap 3 bulan sekali.
Salah satu obat cacing tablet yang bisa diberikan pada kucing adalah Drontal Allwoemer. Obat ini bisa untuk kucing dewasa dan anak kucing. Dalam satu tablet, bisa diberikan pada kucing dengan berat 2-4 kilogram. Ada pula jenis yang diminumkan pada kucing dengan berat 6 kilogram dalam satu tablet.
Penting untuk dicatat, frekuensi pengobatan cacing yang tepat pada kucing tergantung pada kemungkinan paparan cacing pita. Misalnya, apakah kucing Anda di rumah memiliki kutu atau apakah mereka aktif berburu. Semakin aktif berburu, maka harus rutin diberikan setiap 3 bulan sekali pada kucing dewasa. Kalau kucing mulai berkutu, perlu diobati pula kutunya supaya menghentikan infeksi cacing.
Kehati-hatian sangat penting, maka mengobati cacing pada kucing harus mengikuti dosis yang dianjurkan. Jika kucing diberi dosis yang lebih tinggi dari yang didiagnosis, hal itu dapat membunuhnya. Karena kucing bisa tertular cacing pita dengan menelan kutu yang terinfeksi, pengendalian kutu di rumah juga sangat penting.