Djawanews.com – Kebiasaan orangtua memberikan reward atau penghargaan kepada anak ketika berhasil mencapai sesuatu atau berprestasi bermanfat dalam membentuk perilaku ke arah yang lebih baik atau membangun kebiasaan baik dimulai dari hal kecil seperti merapikan tempat tidur hingga membantu membersihkan rumah.
Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi mengatakan reward juga memiliki tiga manfaat lainnya selain membentuk perilaku anak, salah satunya meningkatkan self-esteem atau harga diri pada anak.
“Pertama, meningkatkan self-esteem anak, dengan mendapatkan reward pastinya anak akan merasa dirinya telah berhasil mencapai sesuatu sehingga menimbulkan pandangan positif pada dirinya,” kata Vera dikutip dari ANTARA, Rabu, 26 Oktober.
Lebih lanjut, dia menjelaskan dua manfaat lainnya yaitu mempererat hubungan antara orangtua dan anak, dengan memberikan perhatian lebih banyak pada perilaku baik daripada perilaku buruk maka akan membawa orangtua dan anak ke arah hubungan yang lebih positif.
Terakhir, manfaat ketiga yaitu mendorong anak untuk belajar menguasai keterampilan ataupun kemampuan yang diharapkan. Reward tidak terlepas dari motivasi. Pada anak, motivasi yang datang dari luar dirinya masih dominan. Perilaku anak masih bergantung pada reward atau konsekuensi yang ia dapatkan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pemberian reward efektif dalam membentuk perilaku baik atau perilaku yang diinginkan pada anak, salah satunya reward haruslah sesuatu yang bermakna buat anak, seperti coklat kesukaan atau aktivitas favoritnya.
Kemudian, reward juga bisa memiliki bentuk yang variatif atau tidak melulu material rewards tapi juga dapat diselingi social rewards yang dapat disepakati dengan anak seperti berupa tindakan afeksi, pujian, dan aktivitas bersama.
“Reward” diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul agar pola keterkaitannya dapat tercipta erat antara reward dan perilakunya. Orang tua disarankan untuk menghindari menunda reward terlalu lama.
Pemberian reward boleh dilakukan asal tidak berlebihan sehingga anak merasa terlalu mudah dan akhirnya reward kehilangan makna. Reward dapat dibuat di dalam sistem di mana anak baru akan mendapatkan “reward” setelah perilaku muncul dalam frekuensi tertentu atau dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.
Reward juga dapat diberikan bersamaan dengan usaha memunculkan motivasi intrinsik di dalam diri anak sehingga tidak selamanya perilaku anak bergantung pada reward eksternal.