Djawanews.com – Memiliki seorang sahabat sangat penting bagi anak. Dari hubungan persabatan, seorang anak akan belajar akan arti pentingnya memberi dukungan, meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya, serta kesempatan mengenal lebih dalam tentang diri mereka di luar anggota keluarga.
Renata Klabacha, MA, LMFT, terapis perkawinan dan keluarga berlisensi di Chicago, Illinois, mengatakan bahwa persahabatan anak merupakan bagian besar dari perkembangan hidup. Karena manusia adalah makhluk sosial dan termotivasi secara sosial, maka persahabatan memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan anak.
Selain untuk perkembangan anak, melansir Very Well Family, berikut empat alasan lain pentingnya anak memiliki sahabat.
Meningkatkan harga diri
Penelitian menunjukkan bahwa memiliki hubungan persahabatan yang erat dapat membantu anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Secara khusus, memiliki sahabat yang baik dapat meningkatkan harga dirinya dan menumbuhkan perasaan positif tentang sekolah dan teman sekelasnya.
Kunci keterampilan bersosial
Membangun persahabatan di masa kanak-kanak atau remaja dapat membantu anak mengembangkan berbagai keterampilan sosial seperti pemecahan masalah, penyelesaian konflik, kemampuan berkompromi. Selain itu, mengajarkannya juga tentang keterampilan mendengarkan, banyak akal, pengaturan emosi, kemandirian, pembentukan identitas, dan menciptakan rasa memiliki dan bermasyarakat, jelas Klabacha.
Faktanya, penelitian juga menunjukkan bahwa memiliki persahabatan masa kanak-kanak yang solid berkaitan erat dengan kesejahteraan, perasaan memiliki, dan pengembangan keterampilan prososial yang sehat. Memiliki setidaknya satu sahabat saat kecil juga dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih sehat saat dewasa.
Membangun kecerdasan emosional
Penelitian telah menemukan bahwa kesuksesan saat dewasa lebih ditentukan oleh kecerdasan emosional atau EI (kapasitas untuk mengatur emosi dan menyesuaikan diri secara sosial) dibandingkan skor IQ. Ketika anak-anak melibatkan diri dalam persahabatan yang positif, mereka cenderung meningkatkan keterampilan mengatur emosi, keterampilan resolusi konflik, dan keterampilan memecahkan masalah.
Seringkali, ketika anak terjerumus dalam pergaulan negatif dengan teman sebayanya, itu karena mereka secara sosial diasingkan atau dijauhi oleh teman sebaya yang positif. Jika terus dibiarkan, maka perilaku ini akan membentuk sikap negatif anak di masa depan.
Peran yang setara
Memiliki sahabat dengan teman sebaya membuat anak merasakan hubungan dengan peran yang setara, kata James Youniss, PhD, seorang profesor psikologi di Catholic University of America di Washington, D.C. Ini adalah dinamika yang berbeda dari yang dialami dalam keluarga, di mana orang tua adalah figur otoritas.
Persahabatan adalah hubungan yang penting sebab ini berbeda dari hubungan anak dengan orang tua. Faktanya, ketika anak membangun hubungan persahabatan dengan teman sebaya, disitu terjadi hubungan timbal balik di mana setiap anak berbagi otoritas dan otonomi.