Djawanews.com – Orangtua bisa menjadikan kemampuan bicara dan bahasa anak sebagai indikator dari seluruh perkembangan anak. Kemampuan ini menjadi acuan karena melibatkan beberapa sistem seperti motorik, kognitif psikologis, emosi, dan lingkungan.
Adanya keterlambatan bicara merupakan suatu pertanda sensitif bahwa ada keterlambatan atau kelainan pada sistem lainnya. Kurangnya stimulasi dari orang tua dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada anak dan jika tidak ditangani gangguan ini dapat menetap.
Tahap perkembangan anak untuk berbicara dimulai dari tiga hingga enam bulan dan terus harus dipantau oleh orang tua. Karena jika ditemukan adanya tanda-tanda red flag maka orang tua harus segera membawa anak ke dokter.
Lalu, apa saja tanda-tanda red flag atau warning signs yang perlu orang tua kenali untuk menandai anak mengalami keterlambatan bicara? Berikut pemaparan menurut Dokter Nadya Hambali, Tim Dokter Ai-Care.
Pada usia enam bulan, anak tidak menoleh saat dipanggil dari belakang atau pada saat usia satu tahun, dia belum bisa bubbling, tidak ada ekspresi atau datar atau tidak mau menunjuk pada hal-hal yang menyenangkan. Dan pada usia 16 bulan, anak belum bisa mengutarakan satu kata yang berarti.
Lalu, apa saja penyebab dari keterlambatan bicara? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kelainan dari sistem-sistem atau organ lain dapat menyebabkan keterlambatan bicara. Contohnya, gangguan pendengaran, gangguan kognitif, dan juga gangguan spectrum autism.
Pada beberapa kasus yang spesial, ketika orang tua memiliki kasus keterlambatan bicara maka anaknya juga bisa berisiko terlambat bicara. Namun, biasanya anak-anak seperti ini dapat mengikuti perkembangan setelah dua tahun, sama seperti anak-anak lainnya. Kasus ini disebut maturational atau functional delay tetapi orang tua tetap harus membawa anak ke dokter untuk pemantauan lebih lanjut.
Lalu, kasus spesial lainnya seperti gangguan pada struktur mulut dan lidah (oromotor) tidak menyebabkan keterlambatan bicara, tapi gangguan artikulasi dimana bicaranya tidak jelas hingga sulit dimengerti.
Keterlambatan bicara jika tidak segera ditangani bisa menimbulkan gangguan-gangguan di kemudian hari. Seperti gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, gangguan belajar, dan gangguan emosional.
Agar anak tidak mengalami speech delay, ada beberapa kiat yang bisa dilakukan orang tua. Misalnya, sering diajak omong, sering dinyanyikan, membacakan buku untuk anak, dan juga mengulang kata-kata yang sama di depan anak. Dan jangan lupa membawa anak untuk dimonitor perkembangannya menggunakan KPS (Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan) di dokter atau pusat kesehatan terdekat.
Lalu, jika sudah terjadi keterlambatan bicara pada anak maka orang tua perlu membawa anak ke Dokter Spesialis Anak atau konsultan Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial. Lalu dokter spesialis THT, psikolog atau psikiater anak, dan speech therapy untuk terapi anak-anak dengan gangguan artikulasi, bukan untuk terapi speech delay.