Wabah pneumonia (radang paru-paru) misterius tengah melanda kota Wuhan, China dan membuat seluruh negara di kawasan Asia waspada.
Pneumonia yang masih belum diketahui penyebabnya ini telah menginfeksi 59 orang, tujuh pasien diantaranya berada dalam kondisi kritis.
Penyakit ini mulai mencuat ke publik sejak Desember 2019 dan memicu kekhawatiran pemerintah China akan kemunculan kembali penyakit severe acute respiratory syndrome alias SARS.
Asal tau saja, penyakit pernapasan akut akibat virus ini sempat menjadi pandemi di seluruh Asia.
Sampai saat ini, penyebab penyakit pneumonia misterius masih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, pasien yang terinfeksi menunjukkan gejala demam, kesulitan bernapas, dan lesi invasif pada kedua paru-paru yang tampak dari hasil rontgen dada.
Imbauan Kemenkes terkait wabah pneumonia misterius
Terkait wabah pneumonia misterius yang sedang melanda China, Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Apa bila terdapat warga yang mengalami gejala umum dari pnemunonia seperti demam, batuk dan sulit bernapas, diharapkan dapat segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Jika merasakan gejala tersebut, segera berobat ke puskemas, rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan terdekat,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Kemenkes RI, Anung Sugihantono, mengutip laman resmi Kemenkes RI.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mengonsumi makanan bergizi dan menu seimbang.
Jangan lupa untuk melakukan olahraga selama 30 menit perhari. “Serta beristirahat yang cukup,” imbuh Anung.
Sementara itu, bagi masyarakat yang akan berpergian ke China, termasuk Hong Kong, Wuhan, ataupun Beijing, disarankan untuk terus memperhatikan penyebaran penyakit pneumonia misterius ini.
Selain itu, Anung juga mengingatkan agar masyarakat berkonsultasi dengan dinas kesehatan atau kantor kesehatan pelabuhan setempat.
“Jika selama di China merasa berinteraksi dengan orang yang memperlihatkan gejala seperti pneumonia, segera lah berobat” jelas Anung.
“Jika setelah kembali ke Indonesia muncul gejala yang sama dengan pneumonia, segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat,” Kata Anung.