Djawanews.com – Kuantitas dan kualitas ibadah ditingkatkan di bulan Ramadan karena penuh dengan rahmat, ampunan, dan keutamaan. Di bulan ini diwajibkan menunaikan ibadah puasa yakni menahan lapar dan haus serta hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Tetapi amankah puasa bagi penderita diabetes? Apa yang harus diperhatikan selama puasa? Berikut anjuran dokter Hansa Nurhaida, tim dokter dari Ai-Care, yang perlu Anda simak.
Penting melakukan aktivitas fisik
Tak terkecuali bagi penderita diabetes, setiap orang perlu memastikan tubuh tetap aktif selama berpuasa. Tetapi perlu diperhatikan, jenis aktivitas, frekuensi, dan intensitasnya.
Tetap memastikan tubuh aktif bermanfaat menurunkan resistensi insulin. Namun pada penderita diabetes perlu dilakukan penyesuaian terhadap aktivitas fisik untuk menghindari komplikasi.
Pastikan kondisi terkontrol
Bukan tak mungkin bagi penderita diabetes bisa berpuasa sebulan penuh. Tetapi penting untuk memastikan kondisi tubuh Anda terkontrol. Maka disarankan untuk rutin memeriksakan kadar gula darah.
Jangan melewatkan sahur
Sahur penting dilakukan bagi penderita diabetes sebelum mulai puasa setiap harinya. Ini perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko hipoglikemik, dehidrasi, hingga menyebabkan pingsan.
Apabila kondisi tubuh terkontrol, khususnya gula darah serta tak melewatkan sahur, maka Anda tetap bisa melakukan berbagai aktivitas. Misalnya, berjalan, mencuci, berjalan dari rumah ke stasiun, dan lain-lain. Bahkan baik apabila mengikuti salat tarawih karena gerakan repetitif dalam beribadah baik bagi penderita diabetes.
Perhatikan waktu olahraga
Olahraga bisa dilakukan di luar aktivitas sehari-hari. Tetapi, dokter Hansa menyarankan untuk melakukannya pada pagi hari atau sebelum berbuka puasa dengan intensitas ringan hingga sedang. Nah, olahraga dengan intensitas berat sebaiknya dihindari dulu selama berpuasa bulan Ramadan.
Kapan penderita diabetes harus membatalkan puasanya?
Memastikan kadar gula darah penting bagi penderita diabetes. Terutama untuk memantau batas atas dan batas bawah. Menurut dokter Hansa, kalau kadar gula darah di bawah 70 mg/dL, Anda perlu membatalkan puasanya. Batas atas kalau lebih dari 300 mg/dL, juga perlu membatalkan puasa.
Penderita diabetes juga perlu membatalkan puasa ketika terdapat gejala tertentu. Seperti hipoglikemia, tangan gemetar, keringat dingin, dada berdebar, lapar berlebihan, perubahan kesadaran, kebingungan, dan nyeri kepala. Gejala kedua, yaitu dehidrasi yang ditandai dengan rasa haus berlebihan, urin pekat dan terus-menerus, mata cekung, napas cepat, jantung berdebat, pingsan dan kejang. Selain kedua gejala ini, penting pula untuk tidak berpuasa ketika mengalami penyakit akut.