Djawanews.com - Tak banyak yang tahu, sudah sejak lama muncul varian lokal B.1.466.2 di Indonesia. Bahkan varian ini pernah mendominasi penyebaran virus corona di Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengawasi varian B.1.466.2 asal Indonesia ini. Pemerintah Indonesia juga sudah melaporkan munculnya varian Covid-19 lokal itu ke WHO dan sudah masuk dalam Alerts for Future Monitoring WHO.
Dikutip dalam laman resmi WHO, sampel pertama pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) varian B1466.2 dilaporkan oleh Indonesia pada bulan November 2020. WHO kemudian mengklasifikasikan varian ini dalam kelompok Alerts for Further Monitoring pada 28 April 2021.
"Sebelum varian delta masuk ke Indonesia, varian lokal asal Indonesia ini pernah mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia. WHO memeringatkan Indonesia agar varian lokal terus dimonitor, karena secara genetik varian ini dimungkinkan tingkat penularan yang tinggi di masyarakat atau berpotensi menyebabkan penurunan efektifitas vaksin dan terapi obat," ucap peneliti sekaligus Ketua Tim WGS SARS-CoV-2 LIPI, Sugiyono.
Kabar baiknya, kita tak perlu khawatir dengan varian ini. Sugiyono bilang, sampai sejauh ini, varian delta masih jauh lebih berbahaya.
"Akan tetapi sampai saat ini, bukti ilmiah terkait efek secara epidemiologi atau bukti ilmiah yang menunjukan langsung efek dari mutasi yang terjadi belum ada. Varian lokal saat ini kasusnya tidak banyak dan sampai saat ini varian delta lebih berbahaya dan lebih mendominasi," sambung dia.
Faktor utama penyebab varian delta begitu berbahaya dan penyebarannya sangat masif adalah karena karakteristik dari varian delta memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi dibanding varian lain.
"Material genetik yang ditemukan di varian delta punya karakter yang bisa menurunkan efektifitas dari vaksinasi dan terapi obat yang saat ini dilakukan. Berdasarkan data yang diperoleh dari UK, varian delta ini sangat berkorelasi dengan peningkatan jumlah huni rumah sakit. Artinya, varian ini punya efek terhadap keparahan kondisi pasien Covid 19,” terangnya.
Lebih dari satu tahun LIPI telah menemukan lebih dari 10 varian Covid-19. Namun varian yang menjadi perhatian (variant of concern) adalah varian alfa, beta, gamma dan delta.
"Adapun varian lain yang baru mendapatkan pelabelan sebagai varian of interest (VOI) dari WHO adalah varian Lambda. Varian gama dan lambda belum ditemukan di indonesia sesuai data dari GISAID,” tutupnya.