Djawanews.com – Pernahkah Anda mendengar penyakit paru-paru bocor? Dalam istilah kedokteran, paru-paru bocor dikenal dengan istilah pneumotoraks. Ketika seseorang mengalami pneumotoraks, paru-paru mengalami kolaps. Kondisi tersebut terjadi akibat udara bocor dan masuk ruang antara paru-paru dan dinding dada.
Udara yang bocor ini akan terdorong ke luar paru-paru. Hal ini membuat paru-paru ambruk yang biasanya ditandai dengan kesulitan bernapas.
Kondisi ini terbilang berbahaya. Jika tidak ditangani dengan cepat dan benar, maka bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Tanda-tanda yang muncul saat paru-paru bolong
Hal paling umum yang akan Anda rasakan saat paru-paru bolong adalah nyeri dada yang muncul tiba-tiba. Rasa nyeri ini juga akan diikuti dengan sesak napas.
Tapi, tingkat keparahan tergantung pada seberapa banyak paru-paru yang kolaps atau seberapa besar bolong di paru-paru. Menukil Medical News Today, gejala lainnya juga bisa muncul, yakni sebagai berikut:
- rasa sakit yang tajam saat menghirup udara,
- tekanan di dada yang semakin memburuk dari waktu ke waktu,
- bibir dan kulit jadi kebiruan,
- detak jantung meningkat,
- merasa bingung dan pusing,
- hilang kesadaran hingga koma.
Penyebab paru-paru bolong
Penyakit paru-paru bolong tak muncul tanpa sebab. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan penyakit ini, salah satunya kebiasaan sehari-hari yang Anda jalani.
Penyebab paru-paru bolong dibagi dalam beberapa kelompok. Berikut di antaranya.
1. Pneumotoraks spontan primer (PSP)
Penyakit paru-paru bolong tidak pandang bulu ketika menyerang seseorang. Anda yang tidak memiliki riwayat penyakit masalah pada paru-paru pun bisa mengalami kondisi ini.
Beberapa orang yang berisiko mengalami pneumotoraks spontan primer di antaranya:
- perokok,
- pria berperawakan tinggi,
- orang berusia 15-34 tahun,
- orang dengan riwayat keluarga pneumotoraks.
Faktor risiko terpenting yang terkait dengan PSP adalah merokok. Sebuah ulasan di jurnal medis BMJ mencatat bahwa pria yang merokok tembakau 22 kali lebih mungkin mengembangkan PSP daripada bukan perokok. Wanita yang merokok tembakau sembilan kali lebih mungkin mengembangkan PSP dibandingkan bukan perokok.
2. Spontan sekunder
Pneumotoraks spontan sekunder (SSP) terjadi karena berbagai penyakit dan gangguan paru-paru. Gejalanya biasanya lebih serius dan lebih mungkin menyebabkan kematian.
Penyakit paru-paru yang dapat meningkatkan risiko pneumotoraks meliputi:
- penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
- fibrosis kistik,
- asma yang tak terkontrol,
- infeksi paru-paru seperti tuberkulosis,
- endometriosis toraks,
- fibrosis paru,
- kanker paru-paru dan sarkoma yang melibatkan paru-paru,
- menghirup benda asing,
- campak.
3. Pneumotoraks traumatik
Pneumotoraks traumatik bisa muncul karena cedera di dada. Misalnya, saat Anda mengalami cedera patah tulang rusuk.
Titik tajam tulang yang patah dapat menusuk dinding dada dan merusak jaringan paru-paru. Penyebab lainnya termasuk cedera olahraga, kecelakaan mobil, dan luka tusukan.
Pneumotoraks traumatik dapat terjadi bahkan jika tidak ada luka yang terlihat di dada. Hal ini biasa terjadi pada orang yang pernah mengalami trauma akibat ledakan.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.