Djawanews.com – Wabah cacar monyet yang umumnya ditemukan di Afrika ramai diperbincangkan usai menyebar di kawasan Eropa, Amerika Serikat, dan Australia. Sudah ada beberapa negara yang telah melaporkan wabah kasus cacar monyet ini. Contohnya adalah Inggris, Spanyol, Italia, Amerika Serikat, dan Australia.
Beberapa di antaranya terinfeksi usai melancong ke benua Afrika, asal mula virus cacar monyet tersebut. Dugaan sementara penyebab penyebaran cacar monyet yang cukup masif ini adalah pelonggaran pembatasan perjalanan pasca redanya kasus COVID-19.
Asal Mula Wabah Cacar Monyet yang Diduga dari Afrika
Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus cacar monyet atau monkeypox virus (MPXV). Dilansir dari laman CDC, virus tersebut adalah bagian dari genus Orthopoxvirus. Genus tersebut juga mewadahi virus serupa. Contohnya virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam pembuatan vaksin) dan virus cacar sapi (cowpox virus).
Asal mula wabah cacar monyet ini berawal dari infeksi pada monyet. Pernah ada kejadian luar biasa (KLB) berupa cacar pada koloni monyet di laboratorium penelitian monyet di Kopenhagen, Denmark pada tahun 1958.
Kasus cacar monyet pada manusia pertama kali ditemukan pada 1970 di Republik Demokratik Kongo. Setelahnya, kasus cacar monyet bermunculan hingga menyebar ke seluruh Afrika Tengah dan Barat.
Gejala Wabah Cacar Monyet Mirip Penyakit Cacar Pada Umumnya
Tanda terkena cacar monyet mirip dengan cacar pada umumnya, tetapi biasanya muncul dalam skala yang lebih ringan. Gejala bisa muncul dalam 5 hingga 21 hari setelah terinfeksi.
Beberapa gejala awal yang perlu diperhatikan, yaitu demam, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan, sakit punggung, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Setelah demam, gejala cacar monyet akan berkembang pada ruam. Ruam yang biasa muncul di di wajah, telapak tangan, mulut, alat kelamin, dan mata, termasuk pada kornea pada satu hingga tiga hari selanjutnya.
Selain itu, gejala infeksi virus wabah cacar monyet juga ditandai dengan invasi virus ke otak (Encephalitis) dan selaput (meninges) yang mengelilingi otak. Kadang-kadang, infeksi juga mempengaruhi struktur sumsum tulang belakang (Encephalomyelitis). Kerusakan saraf dapat terjadi akibat infeksi virus.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.