Djawanews.com – Masker menjadi barang yang langka sekaligus “mewah” dalam sebulan terakhir, persis setelah wabah virus Corona COVID-19 merebak hingga Indonesia. Tak hanya sulit dicari sebab ramai peminat, harga masker di pasaran mendadak begitu tinggi dan tidak masuk akal.
Meski demikian, tak sedikit masyarakat Indonesia yang rela merogoh kocek lebih, demi mendapatkan masker kendati harganya begitu mengerikan.
Tak hanya itu, kepanikan akibat isu virus Corona yang dicerna mayoritas masyarakat bagaikan kiamat esok hari juga menyebabkan masalah baru. Maraknya peredaran masker abal-abal di toko online bahkan apotek memakan banyak korban. Masker palsu tersebut dijual dalam kondisi rusak dan kotor. Bahkan banyak di antaranya tidak sesuai standar kesehatan WHO atau Kementerian Kesehatan RI serta tak memiliki izin edar di pasaran.
Lantas, bagaimana cara membedakan masker asli vs masker palsu?
Cara membedakan masker asli vs masker palsu
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), dr. Moh Adib Khumaidi, Sp. OT mengatakan pengguna harus bisa memastikan kualitas masker dengan melihat adanya penyaring di dalam masker yang berfungsi sebagai filter debu maupun virus.
“Untuk sehari-hari, kita sarankan masker bedah, jadi yang ada warna hijau di depannya, yang dalamnya warna putih, yang itu ada lapisan penyaringnya untuk molekul besar,” ujar dr. Adib di Jakarta Pusat, Sabtu (28/2/2020), seperti dikutip Djawanews dari Suara.com.
Lebih lanjut, perbedaan masker asli vs masker palsu menurut dr. Adib yaitu masker palsu tidak memiliki manfaat apapun selain menahan udara.
“Ya (kalau masker palsu) dia tidak punya filter molekul, itu sama saja kita hanya menahan udara aja, karena masker itu fungsi dia menahan molekul yang berterbangan di sekitar kita, termasuk juga untuk menghindari agar tidak menularkan kepada orang lain,” papar dr. Adib.
Umumnya, terdapat dua jenis masker yang beredar di pasaran, antara lain masker bedah berwarna hijau dan masker N95. Dibanding masker bedah, N95 mampu menyaring molekul yang lebih kecil. Namun masker jenis ini biasanya digunakan oleh petugas kesehatan.
“Tapi pada prinsipnya, kalau kami sarankan untuk aktivitas di luar N95 itu lebih menyaring molekul kecil, khususnya untuk virus ini. Tapi dia biasanya dipakai oleh petugas kesehatan yang kontak dengan pasien,” tutup dr. Adib.