Djawanews.com - Kebahagiaan sebenarnya adalah hal yang abstrak. Kebahagiaan tidak ada ukurannya dan bisa dirasakan secara berbeda oleh setiap orang.
Seseorang bisa mendapat kebahagiaan karena momen-momen kecil yang sederhana, atau karena merasa mendapat pencerahan hidup.
Para ilmuwan cenderung melihat kebahagiaan sebagai sesuatu yang berbeda. Para ilmuwan percaya bahwa kebahagiaan bisa dikendalikan berdasarkan cara seseorang menjalani hidup.
Para ilmuwan telah menemukan beberapa hal tentang kebahagiaan yang bahkan bisa jadi bertentangan dengan pemahaman banyak orang tentang cara kita memahami kebahagiaan itu sendiri.
- Punya banyak uang
Punya banyak uang sebenarnya tidak akan meningkatkan kebahagiaan. Beberapa penelitian ekonomi menemukan bahwa gaji yang besar memang bikin kita lebih aman. Jika aman, kita akan tenang.
Padahal, rasa senang karena punya banyak uang bukanlah bagian dari kebahagiaan. Sebaliknya, punya banyak uang belum tentu bisa buat kita bahagia.
- Mendapat hadiah
Kita tentu akan senang mendapat hadiah dari orang-orang terdekat. Namun menurut sebuah riset, orang yang membeli dan membungkus hadiah justru mendapatkan kebahagiaan lebih banyak ketimbang orang yang menerimanya.
Sebuah penelitian tahun 2008 lalu menemukan bahwa tingkat kebahagiaan orang akan meningkat saat dia menghabiskan uang untuk orang lain. Sementara penelitian tahun 2013 juga menunjukkan hal yang sama. Hal itu diterapkan pada orang-orang di 136 negara.
Kemudian penelitian tahun 2017 menunjukkan hubungan antara kemurahan hati dan kebahagiaan. itulah yang membuat manusia maju sebagai makhluk sosial.
- Memiliki banyak kebebasan
Memiliki banyak kebebasan ternyata juga tidak membuat kita bahagia. Psikolog Barry Schwartz mengatakan lebih baik memiliki beberapa pilihan daripada tidak sama sekali.
Menurut Barry, saat manusia diberi banyak pilihan, maka kemampuan pengambilan keputusan mereka seperti ditutup. Jadi, kalo kita membuat pilihan yang bikin lelah, itu dapat mencederai kemampuan kognitif di area lain.
- Waktu liburan yang panjang
Punya waktu liburan yang panjang tak lantas mendekatkan kita pada kebahagiaan. Psikolog Daniel Kahneman menulis bahwa manusia sebenernya terdiri dari dua pribadi yang berbeda. Pertama, diri yang menikmati hidup untuk saat ini. Kedua, diri yang mengingat kesenangan di masa lalu.
Nah, liburan dengan waktu yang panjang itu keliatannya sangat menyenangkan. Namun menurut Daniel, punya waktu liburan dua minggu bukan berarti dua kali lipat lebih baik dari liburan yang hanya seminggu.
Jika kita tidak menghabiskan setiap hari dengan cara yang berbeda, maka kenangan akan bercampur. Hal ini membuat kita tidak lebih bahagia dari sebelumnya.
- Dendam menjauhkan kita dari kebahagiaan
Saat merasakan dendam dan ingin membalas semua perbuatan orang lain, itu justru menjauhkan kita dari kebahagiaan.
Banyak penelitian menemukan bahwa memaafkan orang lain, dan juga memaafkan diri sendiri, berelasi dengan kebahagiaan. Hal itu bisa mengurangi rasa tertekan atau stres jangka panjang. Toh, akan meningkatkan kesehatan psikologis juga.
Sebuah penelitian tahun 2015 menemukan bahwa melepaskan diri dari dendam dapat menyebabkan kemampuan fisik kita meningkat. Mereka yang melepaskan dendam akan terasa lebih ringan untuk menjalani hidup ketimbang mereka yang masih menyimpannya.