Djawanews.com – Virus corona yang muncul pertama kali di Wuhan benar-benar mengguncang dunia. Atas kondisi tersebut, WHO telah menetapkan status darurat kesehatan global. Dilansir dari djawanews.com, Indonesia juga telah melakukan beberapa upaya pencegahan virus ini masuk ke Indonesia.
Virus Corona Pengaruhi Pasar Keuangan dan Industri Pariwisata
Tidak hanya menggoncang dunia kesehatan, wabah ini juga berpengaruh pada kondisi global, termasuk pasar keuangan di beberapa negara. Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo saat di Gedung BI, Jakarta.
Dody berharap wabah corona bisa cepat tertangani dan masa pemulihan bisa segera terlaksana. Ia juga mengapresiasi Pemerintah China dalam mencari vaksin corona.
“Kita juga lihat saat ini bagaimana pemerintah China berupaya mencari vaksin dan melihat informasi dan kemudian melihat pasien yang sembuh mengindikasikan upaya penanggulangan yang baik,” kata Dody, Jumat (7/2/2020).
Deputi Gubernur BI itu menjelaskan, virus corona berdampak pada pasar keuangan. Sejak Senin lalu pasar keuangan China dibuka dengan kondisi tekanan indikator pasar keuangan dan global. Rupiah juga mengalami tekanan. Namun, saat ini BI dan pemerintah sedang berupaya menjaga stabilitasnya.
“Rupiah juga tertekan, tapi kemudian Kamis-Jumat membaik lagi. BI bersama pemerintah melalui instrumen yang sama berupaya untuk menjaga stabilitas rupiah. Di pasar keuangan semoga terjaga dan terus menunjukkan dengan stabilnya rupiah,” kata Dodi.
Minggu lalu, kata Dody, sempat terjadi outflow hingga Rp11 triliun. Untungnya minggu ini telah turun, tercatat inflow sebesar Rp400 miliar. Meski begitu, Bank Indonesia tetap melakukan upaya-upaya tertentu untuk melihat dan mengawasi dampak virus corona ke sektor riil.
Selain di pasar keuangan, sektor pariwisata juga mengalami kelesuan. Dikutip dari djawanews.com, turis China yang jadi aset bagi Australia di sektor wisata diketahui jumlahnya turun drastis. Begitu pula di Indonesia yang menjadikan turis China sebagai aset industri pariwisata.