Produk kerajinan Bali ternyata menyokong devisa hingga Rp2,1 triliun.
Pulau Dewata yang dikenal masyarakat dunia sebagai tujuan wisata, juga menyimpan kesenian. Hal tersebut tercermin dalam produk kerajinan Bali, yang ternyata banyak diminati.
Melalui berbagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM), aneka kerajinan tangan khas Bali diekspor ke luar negeri dalam jumlah yang tidak sedikit.
Sebagaimana data yang diperoleh dari Nusa Bali, di sepanjang bulan Januari hingga September 2019, nilai barang ekspor kerajinan mencapai US$150 juta atau setara dengan Rp2,1 triliun.
Adapun berbagai produk kerajinan yang menyumbang dan berkonstribusi besar bagi pendapatan daerah Bali, di antaranya kerajinan kayu, furnitur, dan perak.
Berbagai Produk Kerajinan Khas Bali
1. Kerajinan Kayu dan Furniture
Nusa Bali, berdasarkan data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Provinsi Bali mencatat, jika industri kerajinan kayu menyumbang US$40,5 juta (Rp560 miliar) atau sebanyak 10,70% dari sumber pendapatan.
Besarnya minat masyarakat dunia terhadap kerajinan kayu khas Bali, membuktikan jika kerajinan tersebut masih memberikan warna, ditengah berbagai persoalan yang dihadapi para pengrajin.
Saat ini pasar kerajinan tangan kayu didominasi oleh Amerika Serikat, disusul Uni Eropa, Australia dan Asia. Sementara itu kerajinan furniture berada di posisi kedua, dengan nilai yang dihasilkan US$21,6 juta (Rp302.400 miliar), dengan kontribusi sebesar 5,72 persen.
2. Kerajinan Perak
Kemudian penyumbang devisa Bali berikutnya adalah kerajinan perak dengan nilai 21,5 juta dollar (Rp 310 miliar) atau 5,69 persen dari sumber penghasilan.
Perak Celuk di Desa Celuk Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali adalah pusat kerajinan perak terbesar di Bali. Kualitas dan juga motif-motif Perak Celuk adalah salah satu alasan jika kerajinan perak di daerah itu diminati dunia.
Kerajinan perak khas Bali tersebut terdiri dari beberapa jenis, seperti gelang, cincin, kalung, anting-anting, bross dan lain sebagainya. Patung, sendok, dan garpu yang diproduksi di Celuk juga merupakan komoditi ekspor.Selain produk kerajinan tangan, sumber pendapatan terbesar Bali lainnya berasal dari komoditas pertanian dengan nilai mencapai US$177 juta (30,93%). Ekspor tuna saat ini masih mendominasi dengan menyumbang 12,94 persen.