Nilai tukar rupiah kembali perkasa melawan dolar Amerika Serikat (AS) di hari terakhir perdagangan 2019, Selasa (31/12/2019).
Rupiah diprediksi dapat melampaui rekor tergarang tahun ini di level Rp 13.885 per dolar AS yang dicapai pada Februari dan Juli lalu.
Pada perdagangan pagi ini, rupiah dibuka di level Rp 13.920 per dolar AS. Posisi ini tidak berlangsung lama dan langsung bergerak ke zona hijau. Selanjutnya, laju rupiah semakin tak terbendung dan berhasil ke level Rp 13.900 per dolar AS.
Sementara itu, di pasar spot, nilai tukar rupiah tumbuh 0,18 persen atau bergerak ke level Rp 13.895 per dolar AS.
Faktor pendorong nilai tukar rupiah
Menguatnya nilai tukar rupiah tak bisa dilepaskan dari kesepakatan dagang fase I AS-China. Datangnya angin segar itu membuat kondisi pasar semakin bergairah. Tidak heran jika investor kembali memborong aset-aset yang berpotensi memberikan imbal hasil besar, termasuk rupiah, mengutip CNBC Indonesia.
Melansir South China Morning Post, Wakil Perdana Menteri China, Liu He bakal berkunjung ke Washington pada pekan ini untuk meneken kesepakatan dengan Paman Sam.
Di sisi lain, Penasehat Gedung Putih, Peter Navarro mengungkapkan penantanganan kesepakatan akan dilansungkan dalam waktu satu minggu kedepan.
“Kedua belah pihak tengah menunggu terjemahan dari kesepakatan dagang fase I,” mengutip CNBC International.
Sementara itu, indeks dolar AS yang semakin tak berdaya juga menjadi faktor pemicu menguatnya nilai tukar rupiah pada hari terakhir di 2019.
Asal tau saja, pada Senin (30/12/2019), indeks dolar AS terkoreksi 0,17 persen ke level 96,74 dan menempati level terendah dalam enam bulan terakhir.
Koreksi dolar AS terus berlanjut hingga hari ini. Pada pukul 8.30 WIB mata uang Paman Sam turun 0,04 persen ke level 96,70, melansir CNBC Indonesia.
Sebagian besar mata using utama Asia berhasil tumbuh melawan dolar AS pada perdangan pagi ini. Nilai tukar rupiah berhasil melanjutkan tren positif pada hari ini dan hanya kalah dari dolar Taiwan dan ringgit Malaysia yang tumbuh masing-masing 0,3 persen dan 0,26 persen.