Produksi beras di pasaran pada tahun 2019 masih dikategorikan aman, namun pada tahun 2020 perlu diwaspadai.
Produksi beras di pasaran pada tahun 2020 tetap menjadi perhatian pemerintah. Meskipun perkiraan surplus produksi beras sepanjang Januari-September 2019 diprediksi sebanyak 4,6 juta ton.
Produksi Beras di Pasaran Bakalan Surplus
Berdasarkan data yang diperoleh dari bisnis.com, Rabu (14/8), neraca produksi beras (sepanjang Oktober-Desember) menunjukkan tren defisit dengan rata-rata konsumsi nasional pada angka 2,5 juta ton setiap bulannya.
Hal tersebut adalah yang menjadi salah satu alasan jika ketersediaan pangan awal tahun 2020 perlu untuk dihitung dengan lebih cermat lagi. Indonesia memiliki potensi luas lahan panen sebesar 8,99 juta hektare (ha), dengan perkiraan produksi dapat mencapai angka 26,91 juta ton.
Angkat tersebut setara dengan 46,94 juta gabah kering giling (GKG) dan dihitung Badan Pusat Statistik (BPS) dengan metode kerangka sampel area (KSA).
Berdasarkan data yang ada konsumsi beras sepanjang Januari—September dipatok pada angka 22,28 juta ton (dengan perhitungan rata-rata konsumsi nasional sebesar 111,58 kg per kapita per tahun).
Berdasarkan asumsi tersebut, maka dapat dipastikan jika neraca produksi dan konsumsi beras berada pada posisi surplus. Angka tersebut belum ditambahkan dengan cadangan pemerintah dan stok yang ada di masyarakat.
Terkait dengan hal tersebut, Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi menyatakan jika sampai saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang disimpan oleh Perum Bulog adalah 2,4 juta ton.
Agung kemudian memastikan jika jumlah tersebut dapat mengamankan ketersediaan beras. Keyakinan tersebut didorong oleh faktor panen masih bakal berlangsung sampai akhir tahun meski dalam jumlah yang tak setinggi masa panen raya.
Berdasarkan data BPS, produksi beras pada periode September—Desember 2018, produksi beras berjumlah 7,26 juta ton, dengan neraca produksi berada pada kondisi defisit. Defisit tersebut dipicu oleh konsumsi beras di masyarakat yang mencapai 9,88 juta ton.
Meskipun pemerintah dan beberapa pihak terkait, optimis dengan kecukupan pasokan beras hingga penghujung 2019 namun juga harus tetap waspada. Hal tersebut dikarenakan pemerintah pada bulan Januari hingga Februari, Indonesia belum panen beras.
Terkait dengan risiko ketersediaan beras hal yang perlu untuk dihitung hingga bulan Februari 2020 adalah tingkat konsumsi dan waktu panen akan tiba. Perlu untuk diketahui saat ini para petani padi sedang mengalami kesulitan dalam menanam.
Mayoritas daerah di Indonesia yang sedang mengalami kekeringan, membuat para petani lebih ekstra dalam menanam padi. Sehingga meskipun produksi beras di pasaran diprediksi aman, perlu kiranya untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain.