Perang Dagang antara Amerika Serikat dan China masih berlanjut.
Perang Dagang kian memanas, baru-baru ini Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan pernyataan yang kontroversial. Trump menyatakan jika dirinya menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi untuk barang-barang China.
Penyesalan Trump tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Gedung Putih Stephanie Grisham. Pernyataan Trump tersebut dikeluarkan dalam konteks hubungan AS dengan China di KTT G7 di Biarritz, Prancis, pada Minggu waktu setempat (25/8/19).
Tweet-Tweet Trump Panaskan Perang Dagang
“Presiden Trump menanggapi dengan tegas, karena dia menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi,” jelas Grisham dilansir dari CNBC, Senin (26/8/2019).
Diketahui Thrump melalui thread di akun Tweeter-nya Jumat lalu, mengatakan akan menaikkan tarif barang-barang China hingga mencapai US$250 miliar, kenaikan tersebut berarti menjadi 30% dari sebelumnya 25% pada 1 Oktober.
Selain itu untuk produk bernilai US$ 300 Miliar, Trump juga akan menaikkan tarif hingga 15% dari sebelumnya 10%. Ini berlaku pada 1 September dan 15 Desember.
Melalui tweetnya Trump menyesalkan atas peraturan-peraturan di masa lalu membuat perdagangan China lebih maju dan tidak adil dan seimbang. Hal tersebut menurut Trump menjadi beban pajak AS, sehingga Trump sebagai presiden merasa harus mengatasi hal tersebut.
Tweet-tweet tersebut muncul setelah China juga meluncurkan tarif pajak baru untuk produk AS dengan nilai US$ 75 miliar, termasuk untuk mobil. Hal tersebut membuat Trump memerintahkan bagi beberapa perusahaan manufaktur AS untuk memindahkan pabrik dari China ke negara-negara lainnya.
Dalam pertemuan G-7 di Prancis, Trump sudah mengeluarkan pernyataan kontroversial, yang menyatakan jika dirinya melakukan perang dagang dengan Negeri Tirai Bambu yang diistilahkan sebagai “keadaan darurat nasional”.
Trump beberapa kali mengulang pernyataan tersebut, tidak hanya dalam pertemuan di G-7. Perang Dagang yang belum padam-padam, menurut Trump harus dilakukan karena menurutnya perang dagang “Dalam banyak hal ini adalah keadaan darurat,” Tegas trump.
Trump juga menyatakan jika China sudah mencuri kekayaan intelektual AS, mulai dari UD$ 300 miliar hingga US$ 500 miliar per tahun. Amerika, menurut Trump sudah kehilangan total hampir satu triliun dolar dalam satu tahunnya, hal tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Perang dagang antara AS dan China yang sudah berlangsung sejak Maret 2018, memang selalu diiringi polemik-polemik. AS dan China saling berbalas kebijakan.
Perang Dagang paling baru adalah ketika Trump mengenakan tarif 25% pada impor baja dan 10% pada aluminium bagi sejumlah negara, termasuk China. Kemudian China membalasnya dengan menerapkan bea masuk 15-25% pada 128 produk AS.