Definisi Brexit, tidak hanya Britania Exit.
Secara sederhanya definisi Brexit hanya dipahami sebagai keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa (UE). Brexit sendiri adalah tindak lanjut dari hasil referendum Brexit yang diadakan pada 23 Juni 2016.
Referendum Brexit sendiri diikuti 30 juta pemilih di Britania Raya (sekitar 71,8% dari total penduduk). Hasilnya 51,9% memilih untuk keluar dari Uni Eropa dan 48,1% memilih tetap bergabung.
Definisi Brexit, Tidak Sekadar Keluarnya Inggris dari Uni Eropa
Selain perang dagang, Brexit yang belum jelas juga berpengaruh pada prekonomian dunia. Hal tersebut seakan gertakan Britania Raya atas andilnya dalam politik global.
Salah satu penyebab Britania Raya menginginkan keluar dari Uni Eropa adalah alasan imigran. Sebagaimana diketahui,setiap anggota Uni Eropa memiliki kesepakatan terkait kebebasan warga (dari masing-masing negara anggota UE) untuk melintasi batas teritorialnya.
Survei dari KPMG terhadap 2000 pekerja asal Eropa yang masuk Britania Raya menyatakan jika 55% dari mereka adalah bergelar doktor dan 49% bergelar master.
Hal tersebut dengan demikian, asalan kuat Brexit adalah keinginan Britania Raya untuk membatasi akses bagi warga di luar. Sebagaimana diketahui terjadi ketimpangan antara imigrasi dan emigrasi di Britania Raya.
Meskipun keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa tetap menyisakan pekerja imigran yang besar, efek dampak panjangnya akan mengalami pengurangan signifikan.
Namun sisi negatifnya terhadap internal Britania Raya adalah peningkatan atas beban regulasi terhadap bisnis, pengurangan arus tenaga kerja, dan meningkatnya jumlah tenaga kerja ilegal.
Resiko terbesar keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa adalah dampak buruk ekonomi dalam negeri dalam jangka menengah maupun panjang. Hal tersebut akan berdampak pada berkurangnya produk domestik bruto, pendapatan per kapita negara, dan terhambat pertumbuhan ekonomi Britania Raya.
Berdasarkan artikel Peter S. Goodman yang berjudul “For Many British Businesses, Brexit Has Already Happened” yang diterbitkan di New York Times pada 1 Apri 2019, menyatakan jika pasca referendum Brexit banyak perusahaan yang memindahkan aset, kantor, dan usaha mereka keluar dari Britania Raya.
Pada April 2019 terhitung bank-bank telah memindahkan lebih dari 1 triliun USD dan perusahaan manajemen investasi juga asuransi telah memindahkan 130 miliar USD dari Britania Raya.
Diluar dari dampak negarif pasca Brexit bagi Britania Raya, untuk jangka ke depannya tentu akan menguntungkan bagi posisi Britania Raya sendiri. Berakhirnya Konvensi Perikanan London adalah contoh sederhana yang berdampak positif bagi perekonomian Britania Raya.
Wikipedia mencatat jika Uni Eropa telah menangkap 6 juta ton ikan per tahun dan 3 juta ton didapatkan dari wilayah perairan Britania Raya, sedangkan Britania Raya hanya menangkap 750 ribu ton di wilayah perairannya.
Masih banyak kebijakan Uni Eropa yang dirasa merugikan Britania Raya, dengan demikian definisi Brexit tidak dapat dipahami saja sebagai kemungkinan terburuk bagi Britania Raya, namun sebaliknya.