Bank BRI incar milenial sebagai pasar masa depan di Indonesia.
Dalam rangka memperluas pasarnya, Bank BRI mulai memperhitungkan milenial sebagai target pasar masa depan selanjutnya. BRI punya alasan kuat mengapa generasi kelahiran 80 hingga 2000-an tersebut jadi pasar yang diperebutkan.
Dilasir dari Kumparan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan, populasi milenial di Indonesia mencapai 90 juta jiwa. Berarti generasi milenial memenuhi sepertiga dari total penduduk Indonesia.
Milenial sebagai pasar masa depan sesuai dengan tren industri perbankan masa depan
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI, Suprajarto, berpendapat karakteristik milenial sejalan dengan tren industri perbankan di masa depan. Tren tersebut juga diikuti oleh BRI sebagai lembaga perbankan di Indonesia.
Mengutip studi yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG) bersama dengan University of California Berkeley, generasi milenial lebih memilih smartphone daripada media televisi. Generasi tersebut lebih memilih media sosial sebagai sumber informasi yang mereka konsumsi. Dapat disimpulkan bahwa milenial lebih gemar terhadap teknologi.
Analisa tersebut terbaca oleh Bank BRI. Suprajarto mengatakan perubahan preferensi customer terhadap layanan keuangan mengharuskan perbankan untuk lebih sigap dalam memberikan pelayanan kepada nasabah.
“Dengan begitu, kita dapat memberikan customer experience yang lebih baik lagi,” ungkap Direktur Utama Bank BRI saat menyampaikan sambutan di penutupan acara BRI Service Excellence Competition 2019 di Bali, Sabtu (27/7).
Salah satu kecenderungan yang dimaksud Suprajarto adalah pilihan nasabah untuk bertransaksi melalui platform berbasis teknologi digital. Transaksi tersebut juga telah mulai digemari oleh nasabah Bank BRI.
Menurut Suprajarto, transaksi yang dilakukan nasabah melalui e-channel (digital) pada 2018 menunjukkan peningkatan. Bahkan pertumbuhannya mencapai 85 persen dari tahun 2017. Pada tahun yang sama juga tumbuh sebanyak 79,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Transaksi yang dilakukan melalui traditional channel seperti unit kerja, justru menurun sebesar 15 persen. Di tahun 2019, kata Suprajarto, transaksi melalui e-channel diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga mencapai 90 persen.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Layanan dan Jaringan Bank BRI Osbal Saragi Rumahorbo juga telah melakukan langkah pengembangan. Ia mengatakan pihaknya telah melakukan standardisasi perangkat IT (Information Technology) di semua unit kerja.
Karena perangkat telah disamakan, maka standard dan kecepatan layanan yang diberikan oleh Bank BRI kepada nasabahnya di manapun juga harus sama.
“Kan (nasabah) milenial ini maunya serba cepat. Maka front liner kita juga harus lincah,” kata Osbal.
Menurut Osbal, BRI juga telah meremajakan petugas yang berada di garda terdepan. Langkah tersebut bertujuan agar mampu mengikuti tuntutan dan dinamika generasi milenial, yang sekaligus menjadi target pasar BRI.
“Jadi kita sekarang ini hampir 80 persen di BRI itu generasi milenial. Usianya itu antara yang lahir tahun 80 ke atas. Enggak ada sekarang front liner kita itu yang usianya ibu-ibu atau bapak-bapak,” ungkap Osbal.
Osbal juga mengakui bahwa dari total pemilik rekening di BRI sekarang, sekitar 76 persen berusia 45 tahun ke atas. Sisanya, sebanyak 23 persen berasal dari usia milenial dan junior. Di sisi lain, dari setiap 10 pembukaan rekening baru, setengah di antaranya adalah nasabah milenial.
Jadi, strategi bisnis yang dilakukan Bank BRI adalah memberikan layanan perbankan terbaik pada semua nasabah. Tidak terkecuali kepada kalangan milenial sebagai pasar masa depan Indonesia. BRI juga berharap nasabah-nasabah barunya tidak hanya menyimpan uang mereka, tetapi juga memanfaatkan produk yang ditawarkan BRI.