Djawanews.com – Ternyata tidak hanya warga Desa Wadas yang menolak penambangan diteror, tetapi juga warga yang pro penambangan juga mengaku mendapat teror.
Salah satunya yakni Kepala Desa Wadas Fachri Setyanto. Ia mengaku diteror karena lebih memihak program pemerintah di desanya.
Teror yang diterima warga Wadas pro penambangan itu macam-macam, ada yang tak bisa masuk ke rumah mereka, ada pula yang dikirimi barang aneh-aneh.
Fachri Setyanto mengungkapkan salah satu warganya yang pro pembangunan pemerintah tidak bisa masuk ke rumahnya, hingga dia ngungsi ke desa lain di rumah anaknya. Warga Wadas itu bernama Susanto.
"Dia (Susanto) pintu kunci gemboknya, itu dikasih lem. Pak Susanto mau pulang, nggak bisa masuk. Untuk saat ini dia ikut anaknya di desa lain,” ujar Fachri dikutip terkini.id, Jumat 11 Februari.
Tidak hanya itu, Fachri mengungkapkan kendaraan Susanto juga menjadi sasaran teror.
"Motornya dikasih garam dan pasir," ujar Fachri.
Sang Kades juga menjadi korban teror. Terornya berasal dari warganya yang menolak proyek pemerintah di Wadas.
"Saya dapat teror, depan rumah saya dikasih bunga-bunga," kata dia.
Diberitakan sebelumnnya, warga Desa Wadas, Purworejo menyesalkan sikap represif polisi kepung dan tangkap warga desa yang menolak pembangunan bendungan di Wadas.
Sebab itu, muncullah gerakan Wadas Melawan. Sikap represif polisi, menurut gerakan Wadas Melawan tidak wajar. Polisi menindak ibu-ibu, banser NU di masjid sedang mujahadah, bahkan anak kecil.
Insiden itu tejadi Selasa 8 Februari 2022, warga Wadas Purworejo melawan ribuan polisi yang datang dan mengepung desa mereka.