Djawanews.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta warga tetap beraktivitas di rumah karena muncul varian baru COVID-19 di Jakarta, yakni Kappa B.1617.1.
Hal tersebut, kata Riza, mengingat peningkatan jumlah pasien yang terpapar varian baru COVID-19 di Jakarta bahkan menyerang anak-anak.
"Yang paling penting adalah kembali ke masyarakat, untuk tetap berada di rumah, karena varian baru ini cepat sangat menular dan membahayakan, sekalipun juga cepat sembuhnya, tetapi faktanya sekarang anak-anak kita sudah banyak yang terpapar virus Corona," kata Riza di Balai Kota Jakarta dikutip dari Antara, Jumat, 2 Juli.
Pemprov DKI dibantu Kementerian Kesehatan, diungkapkan Riza, terus melakukan penelitian terhadap varian dan penyebaran virus tersebut.
"Karenanya selagi diteliti, mohon untuk di rumah karena itu adalah tempat teraman," ujar Riza.
Satu varian baru COVID-19 kembali ditemukan di DKI Jakarta, yakni varian Kappa B.1617.1. Varian tersebut merupakan varian COVID-19 yang pertama kali ditemukan di India seperti varian Delta B.1617.2.
Temuan varian Kappa di Jakarta disebut dalam dokumen pemaparan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rapat koordinasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Selasa, 29 Juni lalu.
Adapun, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, varian baru COVID-19 itu perlu diwaspadai karena kecepatan karakter penyebaran yang cukup cepat.
"Tentu dengan adanya varian baru, kita harus lebih waspada karena kecepatan menyebar jadi lebih cepat," tutur Widyastuti di lokasi lainnya.
Saat ini, Dinkes DKI Jakarta telah melakukan "survelians genomic" atau pelacakan varian baru COVID-19 menggunakan metode "whole genome sequencing" (WGS).
Dinkes DKI menemukan 128 kasus varian baru di Jakarta yang termasuk "variant of concern" (VoC), yakni 111 varian Delta, 11 varian Alpha, lima varian Beta dan satu varian Kappa.
Varian baru COVID-19 juga teridentifikasi pada segmen anak-anak. Dari klasifikasi usia, 29 varian baru terdeteksi pada usia 0-5 tahun, 6-18 tahun (26 kasus), 19-59 tahun (71 kasus) dan lansia 60 tahun ke atas (dua kasus).
Oleh karena itu, Widyastuti kembali memperingatkan warga untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat, terutama pemakaian masker saat beraktivitas di luar rumah.
"Ini harus diantisipasi prokes harus kuat, mobilisasi warga harus betul-betul dibatasi dengan baik," ucap dia.