Djawanews.com – Pemukiman masyarakat Badui saat ini mungkin hampir mirip dengan kota kecil Gunnison di pegunungan Colorado kala Flu Spanyol (Spanish Flu) menghantam habis ratusan juta orang di Eropa, Afrika, Asia, dan di seluruh Amerika Serikat.
Gunnison yang berpenduduk sekitar 1.300 orang tersebut selamat dari wabah paling mematikan dalam sejarah. Apa yang dilakukannya adalah karantina wilayah, protokol kesehatan di jalan, dan segala macam bentuk interaksi dari luar diputus untuk sementara waktu, terutama transportasi.
Pemukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga kini masih nihil atau nol persen kasus COVID-19 meskipun Kabupaten Lebak sendiri masuk zona merah.
"Kami mengetahuinya setelah dilakukan tes usap antigen kepada beberapa warga Badui belum lama ini," kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmaningsih di Lebak, dikutip Djawanews dari Voi.id, 1 Januari.
dr Maytri menjelaskan bahwa hal itu bukan keajaiban melainkan hasil dari jerih payah masyarakat Badui dalam menaati protokol kesehatan.
- Tidak Hanya Indonesia yang Alami Lonjakan Drastis Kasus COVID-19, 5 Negera Ini Juga Alami Hal Serupa
- Komunitas Relawan COVID-19 Yogyakarta Menyerah: Berita Lonjakan Kasus Hanyalah Puncak Gunung Es dari Fakta Sebenarnya
- Palang Merah Internasional Sebut Lonjakan Covid-19 di Indonesia Dekati Ambang 'Malapetaka'
Dalam hal ini tidak lain merupakan peran penting dari tetua adat dalam mengimbau masyarakatnya untuk tetap berada dalam garis aman.
Interaksi dengan dunia luar dibatasi. Kegiatan harian masyarakat Badui di ladang-ladang huma juga membuat meraka terjaga dari kontak dengan dunia luar.
Bagi wisatawan yang berkunjung harus memakai masker dan menaati prokes yang dijalankan tetua adat.
“Kami minta kawasan Badui diperketat dan semua wisatawan harus dilakukan pemeriksaan suhu dan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah corona," kata Maytri.
Selain itu masyarakat Badui juga rajin minum obat tradisional dari cikur dan jahe merah untuk menjaga daya tahan tubuh.