Djawanews.com – Sebuah dokumen militer Rusia bocor, terungkap sembilan jenderal kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin yang memimpin invasi ke Ukraina dikabarkan tewas.
Kebocoran dokumen tersebut terungkap ketika seorang pejabat Kremlin sedang mencitrakan kampanye agar Ukraina tunduk kepada Rusia, dikutip dari Mirror pada Kamis, 10 Maret.
Adapun tujuh dari sembilan jenderal yang tewas itu diketahui identitasnya ialah Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Letnan Kolonel Dmitry Safronov, Letnan Kolonel Denis Glebov, Jenderal Magomed Tushaev, Kolonel Konstantin Zizevsky, Panglima perang Vladimir Zhonga.
Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov dilaporkan tewas dalam pertempuran di luar kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv.
Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina mengungkapkan dalam sebuah pernyataan bahwa Mayor Gerasimov tewas pada hari Senin, 7 Maret 2022 bersama dengan beberapa perwira lainnya.
Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky dibunuh oleh penembak jitu Ukraina selama pertempuran untuk Lapangan Terbang Hostomel.
Putin sebelumnya mengkonfirmasi kematian Sukhovetsky, komandan jenderal Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia dan wakil komandan Angkatan Darat Gabungan ke-41, dalam sebuah pidato.
Sedangkan Kolonel Konstantin Zizevsky dan Letnan Kolonel Denis Glebov dikabarkan tewas dalam pertempuran akibat Resimen Serangan Udara ke-247.
Jenderal Magomed Tushaev meninggal ketika kolom pasukan khusus Chechnya dilenyapkan di dekat Hostomel, timur laut kota. Kemudian Letnan Kolonel Dmitry Safronov tewas ketika pasukan Ukraina merebut kembali kota Chuhuive.
Panglima perang Vladimir Zhonga termasuk di antara yang tewas. Zhonga memimpin Batalyon Sparta, unit militer Neo-Nazi yang membanggakan dukungan Kremlin.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, sejauh ini baru diketahui sebanyak sembilan jenderal dan komandan militer yang dinyatakan tewas di medan pertempuran.
Ukraina sendiri mengklaim bahwa pasukannya telah menewaskan lebih dari 12.000 tentara Rusia sejak dimulainya invasi mematikan pada 24 Februari 2022.
Sementara pihak Rusia sejauh ini mengkonfirmasi sekitar 500 korban tewas.
Kementerian Pertahanan pada Rabu, 9 Maret waktu setempat mengatakan Rusia akan terus menargetkan koridor evakuasi sipil di Ukraina.