Djawanews.com – Jumlah pengungsi erupsi Gunung Semeru bertambah menjadi 781 jiwa dan tersebar di 21 titik lokasi pengungsian di Lumajang, Jawa Timur. Hal itu berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Hingga Selasa (6 Desember) pukul 18.00 WIB, pengungsian pasca APG Gunung Semeru tersebar di 21 titik dengan jumlah pengungsi sebanyak 781 jiwa," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Rabu 7 Desember.
Abdul melaporkan, cuaca di sekitaran Gunung Semeru dan Kabupaten Lumajang terus diguyur hujan. Cuaca tersebut menyebabkan banjir lahar dingin yang membawa material sisa erupsi.
Dia pun mengimbau masyarakat yang berada di daerah aliran sungai diminta untuk mewaspadai hal tersebut. Abdul menekankan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 19 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diingatkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
Salah satu titik pengungsian berada di Gedung Serbaguna Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Petugas Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Lumajang, Kustari mengatakan pendataan ulang terhadap pengungsi dilakukan setiap harinya.
"Kebanyakan para warga pulang ke rumah masing-masing pada pagi hingga siang hari, sebelum akhirnya kembali lagi ke pengungsian di sore hari," ujar Kustari.
Kebanyakan pengungsi melakukan hal tersebut mengingat ada beberapa pekerjaan yang harus mereka lakukan pada pagi hingga siang hari di sekitar rumah mereka.
"Ada yang harus memberikan pakan ternak, berkebun, hingga bertani. Jadi sore hari baru ramai lagi di sini (pengungsian)," jelas Kustari.