Djawanews.com – Putri dari Ustadz Yusuf Mansur, Wirda Mansur baru-baru ini buka suara dan membongkar kondisi keuangan di Paytren. Alih-alih memberikan kejelasan yang mampu meredam kontroversi yang terjadi, klarifikasi yang ditulis oleh Wirda malah membuat warganet semakin curiga.
Sebelumnya, kontroversi mengenai Paytren yang dikelola oleh Ustadz Yusuf Mansur menjadi perbincangan hangat baru-baru ini. Pasalnya, video yang menampilkan dirinya marah-marah meminta uang sebesar Rp1 triliun untuk Paytren tersebar luas di media sosial.
Sontak, para warganet mulai mempertanyakan persoalan keuangan dalam bisnis keuangan yang diprakarsai oleh sosok Ustadz itu. Beberapa warganet menyoroti beberapa poin yang mencurigakan dari pernyataan Wirda Mansur terkait kondisi keuangan di Paytren.
Pernyataan Wirda Mansur yang Dinilai Mencurigakan oleh Para Warganet:
- Gaji Karyawan
Gaji karyawan yang bekerja di Paytren telah menjadi sorotan warganet. Warganet menyayangkan sekaligus curiga terhadap Wirda yang mengaku bahwa Paytren memperjuangkan produk 100% Indonesia akan tetapi muncul berbagai tudingan dan laporan bahwa gaji 20 bulan karyawan tidak dibayar.
“Ngakunya memperjuangkan produk yang 100% Indonesia, tapi gaji karyawan 20bln gak dibayar. Wirda, kamu mau menghalalkan perbudakan atau gimana?,” tulis seorang warganet dalam cuitan melalui akun Twitternya.
- Korban investasi
Tak hanya para karyawan, warganet juga mencurigai tentang uang korban investasi yang tak kunjung dikembalikan. Tak tanggung-tanggung, mereka juga mencurigai sumber uang untuk kuliah ke luar negeri Wirda.
“kebanyakan b**** ya, kuliah keluar Negeri itu uang nya dari mana Wirda, Cepat kembalikan uang kami para korban Paytren,” tulis warganet di Twitter.
- Logo Paytren di tim sepak bola Lechia Gdansk
Wirda Mansur juga mengaku bahwa Paytren membeli tim sepak bola asal Polandia, Lechia Gdask. Namun, kecurigaan warganet muncul ketika mereka tidak menemukan adanya pernyataan dari klub tersebut melalui situs hingga akun resmi Lechia Gdask. Bahkan, seorang warganet juga mengaku telah mencari di situs berbahasa Inggris hingga Polandia.
“(((beli klub sepak bola Lechia Gdansk))) ngga pernah ada statement ini dari situs/akun resmi klub aku sampe searching situs bahasa Inggris, bahkan Polandia. hasilnya: ga ada bukti Paytren beli saham Lechia apakah ini bahan selanjutnya bagi netijen buat ngerujak Wirda?,” tulis seorang warganet yang curiga terhadap pertanyaan Wirda mengenai Paytren membeli klub Lechia Gdask.
Warganet lainnya juga menemukan bahwa tidak ada logo Paytren di seragam tim tersebut. “Valuasi Paytren tidak segagah dulu Wirda. Logo Paytren juga sudah hilang dr Lechia Gdansk. Paytren sedang tidak baik-baik saja. Investor bakal pikir dua kali sekarang kalau mau beli .. Kondisi Paytren yg gak pasti kayak gini, harga bisa dibanting..,” tulis warganet lainnya.
- Lisensi dari Bank Indonesia
Warganet juga ikut menyoroti pernyataan Wirda Mansur mengenai Paytren sebagai e-wallet. Usut punya usut, seorang warganet menemukan bahwa status lisensi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk Paytren hanya berupa lisensi e-money. Sedangkan e-wallet memerlukan jenis lisensi yang tersendiri.
“Yaelah Mbak Wirda. Paytren itu gak punya lisensi e-wallet dari Bank Indonesia. Mereka cuma punya lisensi e-money. 2 hal itu beda.,” ungkap seorang Warganet.
- Paytren sebagai e-wallet pertama di Indonesia
Wirda Mansur juga memberikan sebuah pernyataan yang heboh lantaran dirinya mengaku bahwa Paytren merupakan e-wallet pertama. Bahkan, dirinya juga mengaku Paytren hadir saat e-wallet yang sekarang banyak dipakai oleh masyarakat belum dirilis. Sontak, warganet meragukan klaim fantastis tersebut.
“dude i dont even know what payten is, and she claimed as the first e-wallet?? r u sure wirda???? [bung, aku bahkan tidak tahu mengenai Paytren, dan dia berani-beraninya
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.