Djawanews.com – Rencana penyediaan shelter untuk karantina pasien Covid-19 di setiap desa di Kabupaten Kulonprogo sulit terealisasi, sebab terkendala biaya operasional.
“Kita masih mengkaji, ada beberpa yang harus dipertimbangkan,” ujar Wakil Bupati Kulonprogo, Fajar Gegana, Selasa (22/9/2020).
Fajar yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Penanganan Covid-19 Kulonprogo mengatakan, kasus Covid-19 di Kulonprogo terus bertambah secara signifikan setiap harinya.
Di sisi lain, rumah sakit dan rumah singgah yang ada sudah penuh. Saat ini, gugus tugas lebih fokus menangani penderita yang menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan yang ketat.
Sedangkan di setiap desa, alokasi dana yang ada sudah habis. Dana desa telah banyak dialokasikan untuk membantu warga yang terdampak Covid-19. Pemkab Kulonprogo tidak memiliki dana untuk menanggung biaya operasional shelter.
“Kita sedang fokus tangani karantina mandiri dengan pengawasan ketat dari warga tidak menular ke warga yang lain,” terang Fajar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMDP2KB) Kulonprogo, Sudarmanto menyampaikan, dana desa sudah habis diserap pada bulan Juli hingga Agustus lalu, untuk bantuan kepada warga. Pun demikian dengan anggaran biaya tak terduga (BTT) juga tidak ada.
“Mayoritas desa sudah tidak lagi memiliki anggaran,” ungkap Sudarmanto.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.