Djawanews.com - Eksodus besar-besaran terjadi di Bandara Kabul setelah kelompok Taliban menguasai Afghanistan. Bukan hanya warga asing saja yang pergi meninggalkan negara itu. Warga Afghanistan juga berusaha sekuat tenaga untuk bisa melarikan diri.
Kepergian warga Afghanistan awalnya berlangsung ricuh hingga timbul korban jiwa. Saking paniknya, hal yang tak pernah terpikir, banyak warga Afghanistan nekat naik ke roda pesawat demi meninggalkan negerinya.
Kini proses evakuasi mulai terlihat lancar. Sejumlah negara-negara ikut membantu kepergian warga Afghanistan. Namun rupanya, kondisi ini menjadi masalah serius bagi Taliban.
Juru bicara kelompok itu, Zabihullah Mujahid meminta negara-negara asing harus berhenti 'mendorong' warga Afghanistan untuk pergi. Taliban katanya membutuhkan mereka membangun kembali negaranya.
Dia mengatakan warga negara Afghanistan harus kembali ke rumah, pekerjaan, dan kehidupan normal mereka, karena “tidak ada bahaya” bagi mereka.
“Mari kita hidup bersama. Perang bagi kami telah selesai," tambahnya dilansir dari BBC, Selasa 24 Agustus.
Bisakah Percaya dengan Taliban?
Beberapa hari usai resmi mengusai Afghanistan, Taliban berbicara kepada dunia kalau semua baik-baik saja. Taliban menjanjikan banyak hal, terutama soal keamanan aset dan nyawa warga asing.
Berbagai hal baik terus disuarakan Taliban. Haruskah kita percaya?
Mantan duta besar Inggris untuk Afghanistan, Stephen Evans, mengatakan kepada BBC News kalau dunia tidak boleh menelan mentah-mentah seluruh janji Taliban.
"Kita harus memperhatikan dengan sangat hati-hati untuk melihat apa yang sebenarnya dilakukan Taliban. Perbuatan merekalah yang lebih penting daripada kata-kata mereka," ucap Evans.
"Anda harus menilai Taliban dari tindakan mereka," katanya.