Djawanews.com - Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka telah menjadi Wali Kota Solo sejak dilantik akhir Februari lalu. Gibran menggantikan Wali Kota Solo sebelumnya FX. Hadi Rudyatmo.
Gibran dan keluarganya pun menempati rumah dinas wali kota Solo yang dikenal dengan nama Loji Gandrung.
Rumah dinas wali kota Solo ini ternyata telha berusia lebih dari seabad. Loji Gadrung pun memiliki sejarah panjang. Salah satunya mengenai keterkaitan Keraton Kasunanan sebagai kerajaan besar di Jawa dengan kolonial Belanda pada masanya.
Loji Gandrung berlokasi di Jalan Brigjen Slamet Riyadi nomor 261, Laweyan, Surakarta. Bangunan itu bergaya neo-klasik Eropa dengan atap sirap kayu yang menutup seluruh bangunan membentuk segi lima. Lahan Loji Gandrung memilikiluas 6.259 meter persegi dengan luas bangunan 842,5 meter persegi.
Loji Gandrung memiliki dua sayap bangunan. Sayap barat adalah kantor staf dan sayap timur adalah tempat menerima tamu. Di bagian belakangnya juga terdapat pendopo yang digunakan untuk tempat pertemuan.
Dulunya, Loji Gandrung adalah rumah seorang pengusaha gula. Pemiliknya adalah Johannes Augustinus Dezentje. Loji Gandrung ditempati oleh Raden Ayu Cokrokusumo, istri kedua dari Dezentje setelah istri pertamanya meninggal dunia.
Rumah dinas wali kota Solo ini dinamai demikian karena diambil dari kegiatan sosialisasi kalangan elite Eropa. Dulunya, kerap digelar pesta makan, minum, dan berdansa di rumah ini. Kegiatan itu dianggap orang-orang seperti sedang "gandrung" atau jatuh cinta. Maka secara harfiah, rumah itu disebut rumah kolonial (loji) yang digunakan untuk bersenang-senang (gandrung).
Meski begitu, sejarawan Susanto dari UNS menyebut tempat yang dimaksud bukanlah Loji Gandrung melainkan Harmoni Straat. Nama Loji Gandrung muncul dari kekaguman Presiden Soekarno pada tokoh wayang orang Sriwedari bernama Rusman yang memerankan Gatotkaca dan Darsi yang memerankan Pregiwa.
Saat masih ditinggali keluarga Dezentje, Loji Gandrung digunakan sebagai pusat perkumpulan pengusaha gula. Dezentje sendiri adalah seorang pengusaha gula terkenal kala itu.
Loji Gandrung pernah menjadi markas Gatot Subroto dan Slamet Riyadi. Saat itu, Loji Gandrung digunakan sebagai tempat untuk menyusun rencana pertahanan kemerdekaan Indonesia saat Agresi Militer II (1948-1949). Loji Gandrung bahkan memiliki sebuah ruang tidur yang sering digunakan oleh Presiden Soekarno dikenal sebagai "Ruang Soekarno".
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.